Sunday 11 May 2014

Cerpen Puncak Lawu

LAWU



Sore itu kami berkumpul di masjid As-Salam tawangmangu. Malam ini kami kami akan melakukan pendakian ke gunung lawu. Kami sudah menyiapkan barang yang akan kami gunakan di sana, mulai dari tenda, matras, tas, peralatan masak, serta bahan-bahan makanan. Sekitar pukul 17.30 kamu menuju cemoro sewu, sampai disana kami menitipkan sepeda motor kami di salah satu parkiran yang ada di sana, sebelum kami memulai pendakian kami sholat magrib terlebih dahulu di masjid An-Nur cemoro sewu. Sehabis sholat kami kembali berkumpul dan membentuk sebuah lingkaran kecil untuk doa bersama agar di beri keselamatan saat pendakian. Kami berjalan menuju pos pengawasan untuk memulai pendakian, sebelum kami memulai pendakian  kami harus membayar Rp. 10.000/orang, kami berjumlah 6 orang. Dan kami memulai perjalanan dari cemoro sewu. Mulailah kami menapakkan kaki selangkah demi selangkah di dalam ganasnya hutan dengan cahaya senter menelusuri jalan setapak. Diawal pendakian semangat serta kekuatanpun masih begitu membara, becanda menjadi hiburan untuk meleoas keheningan malam. Ditengah perjalanan kami istirahat untuk melepas lelah dan minum untuk membasahi tenggorokan yang kering. Kami melanjutkan perjalanan, agar segera sampai pos pertama. Setelah 1,5 jam kami melakukan perjalanan akhirnya pos pertama kami lalui dengan riangnya. Tak lama di pos 1 kami segera lenjutkan perjalanan. Perjalanan antara pos 1 dan pos 2 ini medan jalannya lumayan rimbun, tidak seperti medan sebelumnya. Saat perjalanan menuju pos 2 gerimis pun dating, kami mulai menggunakan mantel, kami segera mempercepat perjalanan. Ditengah perjalanan menuju pos 2 gerimis udah mulai berhenti, kami kembali berjalan santai. Sudah berkali-kali kami beristirahat. 50 meter sebelum sampai di pos 2 hujan turun, sedangakan kami sudah tidak sabar untuk berteduh di pos 2. Sesampainya di pos 2 kami segera mencari tempat untuk duduk, banyak orang yang berhenti serta istirahat disana, setelah kami tanya-tanya ternyata rombongan dari semarang. Seru bisa banyak kenalan dan semuanya begitu akrab, walaupun baru saja kenal kami merasa sepenanggungan. Bayangkan saja di ddalam hutan rimba ketika kita mendapat masalah ataupun rintangan siapa yang menjadi sebab penolong kita, pastinya orang-orang disekitar kita. Sudah sekitar 30 menit kami berteduh sekaligus beristirahat, perut juga sudah kenyang dan hujan pun sudah reda, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan.



Pendakian pos 2 ke pos 3 semakin seru, dengan medan yang menanjak dan jalan yang basah karena habis hujan. Kami serombongan saling mendahului dengan rombongan dari semarang tadi, saling sapa dan bercanda pun mengurangi rasa kantuk kami. Kami kembali beristirahat, tubuh sudah mulai lelah, air putih yang kami bawa sudah mulai berkurang, makanan yang tersisa cuma mie rebus dan biskuit. Kami lanjut berjalan, untuk sampai di pos 3 masih lumayan jauh dan medan yang kami tempuh semakin berat. Berjalan selangkah demi selangkah dan sampailah di pos 3. Sampai di pos 3 kami melepas carier yang kami gendong, agar badan sedikit ringan dan istirahat sejenak agar energi bisa terkumpul kembali. Kami membuat api unggun di pos 3, tidak ada kayu yang kering botol-botol aqua dan plastik-plastik bekas makanan pun bisa buat hangat-hangat. Kami bergantian menaruh tangan diatas api, seperti memanggang ikan yang mau dimakan. Terlalu lama beristirahat membuat tubuh kami tambah dingin dan tangan tidak menjadi kaku. Dan akhirnya kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Medan untuk menuju pos 4 semakin terjal dan penataan batu yang di jalan sudah tidak rapi, jurang-jurang sudah mewarnai pejalanan menuju pos 4, kehati hatuan dalam melangkah sangat diperlukan dan butuh konsentrasi penuh. Jarak antara pos 3 menuju pos 4 tidak terlalu jauh seperti jarak yang sebelumnya namun jalannya semakin tegak lurus dan menjadikan tubuh mudah capek. Sesampainya di pos 4 kami langsung tergeletak, pos 4 tidak berupa bangunan-bangunan seperti pos-pos sebelumya, tapi Cuma sekesar pohon yang ada tulisan pos 4 nya. Mungkin orang yang membuat pos-pos itu udah capek naik turun, jadi ya cuman ada tulisan aja. Saat istirahat di pos 4 kami bertemu lagi dengan rombongan dari semarang tadi. Tidak lama-lama kami istirahat di pos 4, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat yang lebih datar. Medan dari pos 4 ke atas sudah banyak yang datar, disana sudah banyak tenda yang berdiri, tapi kami tetap jalan sampai warung Mbok Yum. Ternyata warung Mbok Yum sudah tutup, perut kami ber-6 sudah lapar dan kami akan mendirikan tenda di depan warung Mbok Yum. Kami ber-6 membagi tugas, 3 anak memasak mie rebus, dan yang 3 mendirikan tenda.tenda sudah berdiri  mie rebusnya juga sudah matang, kami menyantap makanan dengan lahap. Kami mendirika 2 tenda, 1 tenda berisi 3 anak. Sekitar jam 2 kami mulai tidur, dan kembali bangun jam 4. Suhu sangat dingin sampai badan menjadi kaku menggigil, tangan dan kaki sangat dingin. Kami membongkar  tenda yang sudah kami dirikan dan kami kembali berjalan menuju puncah lawu. Puncak Hargo Dumillah sangat tinggi, kami dapat melihat sunrise atau matahari terbit. Subkhanallah semua lelah letih ter jawab dengan indahnya pemandangan, indahnya memandang ke langit yang luas dan melihat dengan jelas. Tak lupa kami pun mengabadikan momen-momen serta pemandangan yang menawan tersebut dengan foto-foto walaupun dengan kamera sekedarnya saja. Dari ujung sini sampai sana semua terlihat bagus, sungguh menakjubkan. Sekitar jam 7 pagi kami kembali lapar, yang bisa kami makan hanyalah mie rebus dan biskuit yang kemasannya sudah melembung.


Sekitar pukul 08.00 kami kembali turun, kami turun melewati jalur yang berbeda. Tidak lewat cemoro sewu lagi tapi lewatnya cemoro kandang yang jalannya masih tanah dan jalannya setapak. Jalur ini terkenal dengan jalur mistis karena kami harus melewati jurang yang kedalamanya tidah diketahui dan sangat curam yang disebut dengan jurang pangarep-arep. Serta pasar setan dimana dalam mitos-mitosnya banyak yang mendengar suara-suara kegaduhan layaknya di sebuah pasar tapi disini tidak ada lapak-lapak maupun pedagang, Cuma ada batu-batu yang tersusun rapi bertumpuk. Pada saat perjalanan turun salah satu anak dari rombongan kami ada yang kakinya kesleo, tidak hanyak satu kali kesleo bahkan sudah 3 kali. Kami harus berjalan hari-hati karena jalanannya licin dan kita banyak melewati cross. Satu anak lagi dari rombongan kami yang mengalami kram, setiap brjalan terlalu lama kakinya kram dan kramnya itu gonta ganti kaki. Kami sering terpeleset dan itu membuat baju kami kotor semua. Sampainya di pos 3 kami kembali melepaskan lelah yang membuat pinggang kami sakit. Lanjut perjalanan menuju pos 2, sesampainya di pos 2 hujan turun. Tapi kita bertekat untuk melanjutkan perjalanan dengan mengenakan mantel. Air hujan menjadikan jalan semakin licin kalau kami injak. Pada saat kami berjalan santai teman kami kembali jatuh dan yang ini lebih parah lagi,badannya lecet semua, kakinya membengkak besar dan tidak bisa untuk jalan. Kami mencari tempat untuk istirahat sekaligus berunding dan mencari solusi, tetapi kami malah bertengkar sendiri-sendiri. Kami masih bingung bagaimana caranya kami bisa membawa turun teman kami  yang sedang sakit ini. Akhirnya teman kami rela untuk mengorbankan tubuhnya dan menggendong sekuat tenaganya, walaupun bentar-bentar istirahat. Jalan dari tanah yang basah terkena air hujan sangat licin, harus membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian yang sangat tinggi. Sesampainya di pos 1 kami beristirahat sangat lama, karena perjalanan dari pos 1 menuju basecamp sangat jauh. Sudah 30 menit kami beristirahat, kami lanjut perjalanan menuju basecamp. Medan yang kami tempuh dari pos 1 ke basecamp lebih menantang dan jauh dari medan sebelumnya. Banyak ranting yang menjalar ke jalan, menjadikan perjalanan terhambat, jalan menuju basecamp sangat sepi, rumputnya tumbuh tinggi dan segar-segar. Dan akhirnya kami sampai di basecamp, alhamdulillah perjalanan kami berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan yang sangat berat. Sebelum kami pulang ke rumah masing-masing kami makan bersama dulu di sate kelinci depan basecamp cemoro kandang. Kami sangat senang, sangat puas dengan keindahan gunung lawu yang masih alami. Banyak yang kami dapat dan kami pelajari dari perjalanan yang kami lalui.

No comments:

Post a Comment