LAWU
Sore itu kami berkumpul di masjid
As-Salam tawangmangu. Malam ini kami kami akan melakukan pendakian ke gunung
lawu. Kami sudah menyiapkan barang yang akan kami gunakan di sana, mulai dari
tenda, matras, tas, peralatan masak, serta bahan-bahan makanan. Sekitar pukul
17.30 kamu menuju cemoro sewu, sampai disana kami menitipkan sepeda motor kami
di salah satu parkiran yang ada di sana, sebelum kami memulai pendakian kami
sholat magrib terlebih dahulu di masjid An-Nur cemoro sewu. Sehabis sholat kami
kembali berkumpul dan membentuk sebuah lingkaran kecil untuk doa bersama agar
di beri keselamatan saat pendakian. Kami berjalan menuju pos pengawasan untuk
memulai pendakian, sebelum kami memulai pendakian kami harus membayar Rp. 10.000/orang, kami
berjumlah 6 orang. Dan kami memulai perjalanan dari cemoro sewu. Mulailah kami
menapakkan kaki selangkah demi selangkah di dalam ganasnya hutan dengan cahaya
senter menelusuri jalan setapak. Diawal pendakian semangat serta kekuatanpun
masih begitu membara, becanda menjadi hiburan untuk meleoas keheningan malam.
Ditengah perjalanan kami istirahat untuk melepas lelah dan minum untuk
membasahi tenggorokan yang kering. Kami melanjutkan perjalanan, agar segera
sampai pos pertama. Setelah 1,5 jam kami melakukan perjalanan akhirnya pos
pertama kami lalui dengan riangnya. Tak lama di pos 1 kami segera lenjutkan
perjalanan. Perjalanan antara pos 1 dan pos 2 ini medan jalannya lumayan
rimbun, tidak seperti medan sebelumnya. Saat perjalanan menuju pos 2 gerimis
pun dating, kami mulai menggunakan mantel, kami segera mempercepat perjalanan.
Ditengah perjalanan menuju pos 2 gerimis udah mulai berhenti, kami kembali
berjalan santai. Sudah berkali-kali kami beristirahat. 50 meter sebelum sampai
di pos 2 hujan turun, sedangakan kami sudah tidak sabar untuk berteduh di pos
2. Sesampainya di pos 2 kami segera mencari tempat untuk duduk, banyak orang
yang berhenti serta istirahat disana, setelah kami tanya-tanya ternyata
rombongan dari semarang. Seru bisa banyak kenalan dan semuanya begitu akrab,
walaupun baru saja kenal kami merasa sepenanggungan. Bayangkan saja di ddalam
hutan rimba ketika kita mendapat masalah ataupun rintangan siapa yang menjadi
sebab penolong kita, pastinya orang-orang disekitar kita. Sudah sekitar 30
menit kami berteduh sekaligus beristirahat, perut juga sudah kenyang dan hujan
pun sudah reda, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
Pendakian pos 2 ke pos 3 semakin
seru, dengan medan yang menanjak dan jalan yang basah karena habis hujan. Kami
serombongan saling mendahului dengan rombongan dari semarang tadi, saling sapa
dan bercanda pun mengurangi rasa kantuk kami. Kami kembali beristirahat, tubuh
sudah mulai lelah, air putih yang kami bawa sudah mulai berkurang, makanan yang
tersisa cuma mie rebus dan biskuit. Kami lanjut berjalan, untuk sampai di pos 3
masih lumayan jauh dan medan yang kami tempuh semakin berat. Berjalan selangkah
demi selangkah dan sampailah di pos 3. Sampai di pos 3 kami melepas carier yang
kami gendong, agar badan sedikit ringan dan istirahat sejenak agar energi bisa
terkumpul kembali. Kami membuat api unggun di pos 3, tidak ada kayu yang kering
botol-botol aqua dan plastik-plastik bekas makanan pun bisa buat hangat-hangat.
Kami bergantian menaruh tangan diatas api, seperti memanggang ikan yang mau
dimakan. Terlalu lama beristirahat membuat tubuh kami tambah dingin dan tangan
tidak menjadi kaku. Dan akhirnya kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan
menuju pos 4. Medan untuk menuju pos 4 semakin terjal dan penataan batu yang di
jalan sudah tidak rapi, jurang-jurang sudah mewarnai pejalanan menuju pos 4,
kehati hatuan dalam melangkah sangat diperlukan dan butuh konsentrasi penuh.
Jarak antara pos 3 menuju pos 4 tidak terlalu jauh seperti jarak yang
sebelumnya namun jalannya semakin tegak lurus dan menjadikan tubuh mudah capek.
Sesampainya di pos 4 kami langsung tergeletak, pos 4 tidak berupa
bangunan-bangunan seperti pos-pos sebelumya, tapi Cuma sekesar pohon yang ada
tulisan pos 4 nya. Mungkin orang yang membuat pos-pos itu udah capek naik
turun, jadi ya cuman ada tulisan aja. Saat istirahat di pos 4 kami bertemu lagi
dengan rombongan dari semarang tadi. Tidak lama-lama kami istirahat di pos 4,
kami langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat yang lebih datar. Medan dari
pos 4 ke atas sudah banyak yang datar, disana sudah banyak tenda yang berdiri,
tapi kami tetap jalan sampai warung Mbok Yum. Ternyata warung Mbok Yum sudah
tutup, perut kami ber-6 sudah lapar dan kami akan mendirikan tenda di depan
warung Mbok Yum. Kami ber-6 membagi tugas, 3 anak memasak mie rebus, dan yang 3
mendirikan tenda.tenda sudah berdiri mie
rebusnya juga sudah matang, kami menyantap makanan dengan lahap. Kami mendirika
2 tenda, 1 tenda berisi 3 anak. Sekitar jam 2 kami mulai tidur, dan kembali
bangun jam 4. Suhu sangat dingin sampai badan menjadi kaku menggigil, tangan
dan kaki sangat dingin. Kami membongkar
tenda yang sudah kami dirikan dan kami kembali berjalan menuju puncah
lawu. Puncak Hargo Dumillah sangat tinggi, kami dapat melihat sunrise atau
matahari terbit. Subkhanallah semua lelah letih ter jawab dengan indahnya
pemandangan, indahnya memandang ke langit yang luas dan melihat dengan jelas.
Tak lupa kami pun mengabadikan momen-momen serta pemandangan yang menawan
tersebut dengan foto-foto walaupun dengan kamera sekedarnya saja. Dari ujung
sini sampai sana semua terlihat bagus, sungguh menakjubkan. Sekitar jam 7 pagi
kami kembali lapar, yang bisa kami makan hanyalah mie rebus dan biskuit yang
kemasannya sudah melembung.
Sekitar pukul 08.00 kami kembali
turun, kami turun melewati jalur yang berbeda. Tidak lewat cemoro sewu lagi
tapi lewatnya cemoro kandang yang jalannya masih tanah dan jalannya setapak.
Jalur ini terkenal dengan jalur mistis karena kami harus melewati jurang yang
kedalamanya tidah diketahui dan sangat curam yang disebut dengan jurang
pangarep-arep. Serta pasar setan dimana dalam mitos-mitosnya banyak yang
mendengar suara-suara kegaduhan layaknya di sebuah pasar tapi disini tidak ada
lapak-lapak maupun pedagang, Cuma ada batu-batu yang tersusun rapi bertumpuk.
Pada saat perjalanan turun salah satu anak dari rombongan kami ada yang kakinya
kesleo, tidak hanyak satu kali kesleo bahkan sudah 3 kali. Kami harus berjalan
hari-hati karena jalanannya licin dan kita banyak melewati cross. Satu anak
lagi dari rombongan kami yang mengalami kram, setiap brjalan terlalu lama
kakinya kram dan kramnya itu gonta ganti kaki. Kami sering terpeleset dan itu
membuat baju kami kotor semua. Sampainya di pos 3 kami kembali melepaskan lelah
yang membuat pinggang kami sakit. Lanjut perjalanan menuju pos 2, sesampainya
di pos 2 hujan turun. Tapi kita bertekat untuk melanjutkan perjalanan dengan
mengenakan mantel. Air hujan menjadikan jalan semakin licin kalau kami injak.
Pada saat kami berjalan santai teman kami kembali jatuh dan yang ini lebih
parah lagi,badannya lecet semua, kakinya membengkak besar dan tidak bisa untuk
jalan. Kami mencari tempat untuk istirahat sekaligus berunding dan mencari
solusi, tetapi kami malah bertengkar sendiri-sendiri. Kami masih bingung
bagaimana caranya kami bisa membawa turun teman kami yang sedang sakit ini. Akhirnya teman kami
rela untuk mengorbankan tubuhnya dan menggendong sekuat tenaganya, walaupun
bentar-bentar istirahat. Jalan dari tanah yang basah terkena air hujan sangat
licin, harus membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian yang sangat tinggi.
Sesampainya di pos 1 kami beristirahat sangat lama, karena perjalanan dari pos
1 menuju basecamp sangat jauh. Sudah 30 menit kami beristirahat, kami lanjut
perjalanan menuju basecamp. Medan yang kami tempuh dari pos 1 ke basecamp lebih
menantang dan jauh dari medan sebelumnya. Banyak ranting yang menjalar ke
jalan, menjadikan perjalanan terhambat, jalan menuju basecamp sangat sepi,
rumputnya tumbuh tinggi dan segar-segar. Dan akhirnya kami sampai di basecamp,
alhamdulillah perjalanan kami berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan
yang sangat berat. Sebelum kami pulang ke rumah masing-masing kami makan
bersama dulu di sate kelinci depan basecamp cemoro kandang. Kami sangat senang,
sangat puas dengan keindahan gunung lawu yang masih alami. Banyak yang kami
dapat dan kami pelajari dari perjalanan yang kami lalui.
No comments:
Post a Comment