Negeri 5 Pilar
Dibalik sebuah mimpi ada sebuah harapan, ada sebuah kisah
yang tersimpan, berjuang utnuk hidup berjuang untuk sahabat sejati.
Mungkin kata
itu yang sesuai dengan sebuah persahabatan, dibalik sebuah mimpi ada sahabat
sejati. Dibalik mimpi atau impian kita pasti ada yang namanya sahabat,
seseorang yang selalu mendukung kita dalam melakukan sebuah hal besar.
Persahabatan
yang kami jalin ini mungkin baru kami jalin bebarapa tahun, tapi perasaan
persahabatan ini terasa sudah kami jalin sejak lama. Memang sebuah persahabatan
itu tak mengenal seberapa lama kita berkenalan. Tapi kegiatan Mabit yang
melibatkan Rohis se-Karanganyar ini akan merubah sudut pandang lain
dipersahabtan ini.
Diawali
dengan pemberitauan oleh Aldino yang sebagai ketua FAROHIS Karananyar, Aldino
sendiri adalah temanku yang kalau boleh dibilang paling sulit menjaga waktu.
“Dik tolong besok tanggal 3 dan 4 Mei
di persiapkan, FAROHIS akan mengadakan acara Mabit se-Karanganyar di Sma N
Kejo.” Kata Aldino ke ketus Rohis Sma N Kerjo yaitu Dicky.
“oke..?? tapi bukannya terlalu
mepet., Rohis sendiri saja belum bentuk kepanitiaan?” kata Dicky yang menjawab
perkataan Dino tadi.
“iiya Din bukannya terlalu mepet bila
tanggal 3-4 Mei.?” Sahutku kepembicaraan mereka berdua.
“hehe.. tenanag semua itu sudah
dipikirkan, acara Mabit ini tidak mungkin gagal.” Kata Aldino sambil tersenyum
kepada kami.
Setelah
beberapa hari berselang ada pengumuman dari Aldino.
“Diberitahukan untuk seluruh anggota
Rohis untuk nanti sepulang sekolah untuk berkumpul di Masjid At-Taqwa, untuk
pemberitahuan kepanitiaan Mabid se-Karanganyar 3-4 Mei nanti.” Kata Aldino dari
sepiker pengumuman sekolah.
“Dik katanya Mabit esok yang ngurus
FAROHIS?, kenapa kita juga ikut?.” Tanyaku ke Dicky di dalam kelas.
“Klihatannya ada perubahan, nanti
kita coba tanyakan ke Dinonya.” Kata Dicky yang merasa aneh dengan
pemberitahuan Aldino tadi.
Setelah
pulang sekolah kami berkumpun di Masjid At-Taqwa Sma N Kerjo, termasuk yang
hadir saat itu temanku Rohis yang lain yaitu Aby dan Anton.
“Acara apa lagi ini, bubarkan saja
hehe..” kata Anton yang kelihatan cuek tapi dalam hatinya perhatian pada acara
ini.
“Untuk susuna acara Mabit 3 sampai 4
Mei, yang akan menjadi ketua panitia yaitu akhi Aby Gunawan Sapautro.” Kata
Aldino yang memberikan pengumumannya didepan kami semua sekaligus mengumumkan
susunan panitia Mabit nanti.
“Ooiya Din terus tugas dari
FAROHISnya sebagai apa??” kata ku ke Dino setelah acara selesai.
“Untuk FAROHISnya nanti pokoknya
adalah Bal, Dicky tadi kemana Bal?” jawab Dino
“Dicky tadi les” jawabku kepertanyaan
Dino tadi.
“ya udah Bal besok di bicarakan lagi
semua dengan Dicky” jawab Dino sambil keluar dari Masjid.
---Beberapa hari berselang---
“Din katanya FAROHIS juga buat
panitia untuk Mabit nanti apa benar? Lalu panitia dari sini mau ditaruh
dimana?” tanya Dicky ke Aldino yang bersama Aby.
“hehe.... Bukan gitu Dik, tapi
kelihatannya kalau kepanitian dari sini saja kurang berkesan.” Kata Aldino.
“Bagaiman menurutmu Bi tentang hal
hal ini?” kata Dicky ke Aby.
“kalau menurutku bagaimana ya.. .. ..
aku ikut atasan saja lah ..” kata Aby yang kebingungan..
Setelah itu Aldino dan Pergi untuk
mengirimkan undangan keseluruh Karanganyar, tanpa mengajak satupun dari anggota
Rohis Sma N Kerjo.
Pada juma’at 2 Mei itu berkumpunya
aku, Dicky, Aldino, Anton dan Aby.
“Din sebenarnya ini bagaimana besok
acara dimulai lalu dimana FAROHIS Karanganyarnya.” Kataku kedino pada jum’at
itu.
“Tenang Bal besok pasti FAROHISnya
siap” jawab Dino.
“Terus dengan kepanitian disini bagaimana,
mereka sudah berusaha dengan baik terus mereka mau ditarus kemana...?!?!” tanya
Dicky ke Dino.
“Kalau dipikir-pikir betul juga kata
Dicky itu” kata Aby.
“Bubarkan saja..” Kata Anton yang
merasa kesal melihat pertentangan ini.
“Kalau dibubarkan bagaimana pandangan
Rohis-Rohis se-Karanganyar tentang tentang Rohis Sma N Kerjo” Kata Aldino yang
marah.
“Terus kalau gak mau dibubarkan,
kenapa kemarin menyebarkan surat undangan kamu sendiri tanpa mengajak bantuan
dari kami. Kenapa Din, untuk menjaadi maju itu kita jangan berpikir kedepan
saja tapi kita juga harus berpikir kebelakang.!?!” Tanyaku ke Aldino.
“Iqbal-iqbal kalau mau meceramaha aku
jangan dululah dan kalau mau bersikap bijak juga jangan dulu. Kamunya saja
belum bisa memilih siapa yang kamu pilih anatara Tika, Dinar atau Yesi..!!!!”
kata Aldino yang menghadap ke aku.
“iiya Din kalau dipikir-pikir
mememang belom, tapi aku hanya mencoba menasehati!?!?” kata ku yang marah ke
Dino.
“Din, Din sog sudah paling kuat kamu..”
kata Anton pada sore itu.
Setelah
beberapa saat berselang datang mas Arif Alumni Rohis yang melajutkan kuliah di
Malang.
“Assalamualaikum, ada ribut-ribut apa
ini.” Kata mas Arif.
“Walaikumsallam” jawab kami semua.
“Ada ribut-ribut apa ini??” kata mas
Arif yang merasa bingung melihat kami.
“Gak ada mas, ini Cuma membahas Mabit
besok dan sedikit konfliknya” jawab Anton.
“ha.. konflik?? Emang ada konfik apa”
tanya mas Arif kekami.
“Ini mas ada sedikit konfilk dengan
si Aldino ini, yang lebih sering bekerja sendiri dalam mempersiapkan Mabitnya.”
Jawab Dicky kepertanyaan mas Arif tadi.
“hehe.. konflik? Emang sebuah
persahabatan yang kuat itu selalu ada konflik yang akan membuat persahabtan ini
tambah kuat.” Kata mas Arif dengan bijak.
“Tapi bukan itu masalahnya tapi si
Dino ini, yang buat. Kenapa saat penyebaran surat untuk undangan Mabit esok
kami tidak diajak. Dilebih memilih bekerja sendiri dari pada bekerja secara
berkelompok.?!?!#” kata Anton sambil menatap Aldino.
“Bukan masalah itu Ton, tapi aku
hanya tak ingin menyusahkan kalian semua.” Kata Aldino kepertanyaan Anton tadi.
“Udah-udah gak usah dipermasalahkan
lagi. Kalian tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar disini.” Kata mas
Arif ke kami semua.
“Maksudnya apa mas?” kata ku yang
keheranan mendengar perkataan mas Arif tadi.
“Maksudnya diantara perkataan kalian
tadi tidak ada yang benar dan salah.” Kata mas Arif.
“Coba kita lihat walau kalian berlima
Dicky, Aldino, Aby, Anton dan Iqbal, kalian ini tidak usah saling menyalahkan,
disini kalian adalah 5 piliar yang akan menopang Negeri Rohis Sma N Kerjo ini..
kalau kalaian salag bertengkar negeri
ini juga akan hancur.” Kata mas Arif dengan bijak menasehati kami.
“Bukan masalah itu mas, tapi kami
inginnya kalau yang satu kerja semua harus ikut melakukannya.” Kata Dicky ke
mas Arif.
“Kalau itu memang prinsip yang benar,
tapi kalau boleh dibilang si Aldino ini tidak bersalah. Dia hanya ingin tidak
menyusahkan kalian semua, dia tidak mau membebani kalian semua.” Kata mas Arif
sambil menatap Aldino.
“Yang dikatakan mas Arif itu memang benar.
Dan aku memang salah, Dicky, Iqbal, Anton, Aby aku minta maaf bila punya
salah.” Kata Aldino ke kami.
“Kalau boleh dipikir-pikir perkataan
mas Arif itu benar juga..” kata Aby sambil tersenyum kepada kami.
“Iiya Din kami maafkan.” Kata Dicky
sambil tersenyum.
“Ya.. jadi gitulah kalian ini 5 pilar
dinegeri ini yang saling menjaga agar negeri ini tidak roboh. Takbir
Allahhuakbar.. di hati kalain itu harus selalu ada” kata mas Arif dengan penuh
semangat.
“Allahuakbar.. allahhuakbar..
allahhuakbar..” gema takbir kami berlima yang mengemakan masjid sore itu.
Keesokan
harinya dihari H, acara Mabit berlangsung dengan lancar kami sendiri lebih kuat
dalam pertemanannya. Acara mabit ini berjalan dengan sukses, walau ada sedikit
kendala tapi itulah hidup. Memang dibalik sebuah mimpi ada seoang sahabat
sejati. Tapi yang sangan berbeda dari Mabit ini Aby yang seharusnya menjadi
ketua panitia Mabit diganti secara mendadak. Itulah hidup. Semangat “Negeri 5
Pilar” akan menghiasi mimpi kami.
No comments:
Post a Comment