Monday 19 May 2014

Cerpen Mabit Farohis Karanganyar


Negeri 5 Pilar




Dibalik sebuah mimpi ada sebuah harapan, ada sebuah kisah yang tersimpan, berjuang utnuk hidup berjuang untuk sahabat sejati.
            Mungkin kata itu yang sesuai dengan sebuah persahabatan, dibalik sebuah mimpi ada sahabat sejati. Dibalik mimpi atau impian kita pasti ada yang namanya sahabat, seseorang yang selalu mendukung kita dalam melakukan sebuah hal besar.
            Persahabatan yang kami jalin ini mungkin baru kami jalin bebarapa tahun, tapi perasaan persahabatan ini terasa sudah kami jalin sejak lama. Memang sebuah persahabatan itu tak mengenal seberapa lama kita berkenalan. Tapi kegiatan Mabit yang melibatkan Rohis se-Karanganyar ini akan merubah sudut pandang lain dipersahabtan ini.
            Diawali dengan pemberitauan oleh Aldino yang sebagai ketua FAROHIS Karananyar, Aldino sendiri adalah temanku yang kalau boleh dibilang paling sulit menjaga waktu.
“Dik tolong besok tanggal 3 dan 4 Mei di persiapkan, FAROHIS akan mengadakan acara Mabit se-Karanganyar di Sma N Kejo.” Kata Aldino ke ketus Rohis Sma N Kerjo yaitu Dicky.
“oke..?? tapi bukannya terlalu mepet., Rohis sendiri saja belum bentuk kepanitiaan?” kata Dicky yang menjawab perkataan Dino tadi.
“iiya Din bukannya terlalu mepet bila tanggal 3-4 Mei.?” Sahutku kepembicaraan mereka berdua.
“hehe.. tenanag semua itu sudah dipikirkan, acara Mabit ini tidak mungkin gagal.” Kata Aldino sambil tersenyum kepada kami.
            Setelah beberapa hari berselang ada pengumuman dari Aldino.
“Diberitahukan untuk seluruh anggota Rohis untuk nanti sepulang sekolah untuk berkumpul di Masjid At-Taqwa, untuk pemberitahuan kepanitiaan Mabid se-Karanganyar 3-4 Mei nanti.” Kata Aldino dari sepiker pengumuman sekolah.
“Dik katanya Mabit esok yang ngurus FAROHIS?, kenapa kita juga ikut?.” Tanyaku ke Dicky di dalam kelas.
“Klihatannya ada perubahan, nanti kita coba tanyakan ke Dinonya.” Kata Dicky yang merasa aneh dengan pemberitahuan Aldino tadi.
            Setelah pulang sekolah kami berkumpun di Masjid At-Taqwa Sma N Kerjo, termasuk yang hadir saat itu temanku Rohis yang lain yaitu Aby dan Anton.
“Acara apa lagi ini, bubarkan saja hehe..” kata Anton yang kelihatan cuek tapi dalam hatinya perhatian pada acara ini.
“Untuk susuna acara Mabit 3 sampai 4 Mei, yang akan menjadi ketua panitia yaitu akhi Aby Gunawan Sapautro.” Kata Aldino yang memberikan pengumumannya didepan kami semua sekaligus mengumumkan susunan panitia Mabit nanti.
“Ooiya Din terus tugas dari FAROHISnya sebagai apa??” kata ku ke Dino setelah acara selesai.
“Untuk FAROHISnya nanti pokoknya adalah Bal, Dicky tadi kemana Bal?” jawab Dino
“Dicky tadi les” jawabku kepertanyaan Dino tadi.
“ya udah Bal besok di bicarakan lagi semua dengan Dicky” jawab Dino sambil keluar dari Masjid.
---Beberapa hari berselang---
“Din katanya FAROHIS juga buat panitia untuk Mabit nanti apa benar? Lalu panitia dari sini mau ditaruh dimana?” tanya Dicky ke Aldino yang bersama Aby.
“hehe.... Bukan gitu Dik, tapi kelihatannya kalau kepanitian dari sini saja kurang berkesan.” Kata Aldino.
“Bagaiman menurutmu Bi tentang hal hal ini?” kata Dicky ke Aby.
“kalau menurutku bagaimana ya.. .. .. aku ikut atasan saja lah ..” kata Aby yang kebingungan..
Setelah itu Aldino dan Pergi untuk mengirimkan undangan keseluruh Karanganyar, tanpa mengajak satupun dari anggota Rohis Sma N Kerjo.
Pada juma’at 2 Mei itu berkumpunya aku, Dicky, Aldino, Anton dan Aby.
“Din sebenarnya ini bagaimana besok acara dimulai lalu dimana FAROHIS Karanganyarnya.” Kataku kedino pada jum’at itu.
“Tenang Bal besok pasti FAROHISnya siap” jawab Dino.
“Terus dengan kepanitian disini bagaimana, mereka sudah berusaha dengan baik terus mereka mau ditarus kemana...?!?!” tanya Dicky ke Dino.
“Kalau dipikir-pikir betul juga kata Dicky itu” kata Aby.
“Bubarkan saja..” Kata Anton yang merasa kesal melihat pertentangan ini.
“Kalau dibubarkan bagaimana pandangan Rohis-Rohis se-Karanganyar tentang tentang Rohis Sma N Kerjo” Kata Aldino yang marah.
“Terus kalau gak mau dibubarkan, kenapa kemarin menyebarkan surat undangan kamu sendiri tanpa mengajak bantuan dari kami. Kenapa Din, untuk menjaadi maju itu kita jangan berpikir kedepan saja tapi kita juga harus berpikir kebelakang.!?!” Tanyaku ke Aldino.
“Iqbal-iqbal kalau mau meceramaha aku jangan dululah dan kalau mau bersikap bijak juga jangan dulu. Kamunya saja belum bisa memilih siapa yang kamu pilih anatara Tika, Dinar atau Yesi..!!!!” kata Aldino yang menghadap ke aku.
“iiya Din kalau dipikir-pikir mememang belom, tapi aku hanya mencoba menasehati!?!?” kata ku yang marah ke Dino.
“Din, Din sog sudah paling kuat kamu..” kata Anton pada sore itu.
            Setelah beberapa saat berselang datang mas Arif Alumni Rohis yang melajutkan kuliah di Malang.
“Assalamualaikum, ada ribut-ribut apa ini.” Kata mas Arif.
“Walaikumsallam” jawab kami semua.
“Ada ribut-ribut apa ini??” kata mas Arif yang merasa bingung melihat kami.
“Gak ada mas, ini Cuma membahas Mabit besok dan sedikit konfliknya” jawab Anton.
“ha.. konflik?? Emang ada konfik apa” tanya mas Arif kekami.
“Ini mas ada sedikit konfilk dengan si Aldino ini, yang lebih sering bekerja sendiri dalam mempersiapkan Mabitnya.” Jawab Dicky kepertanyaan mas Arif tadi.
“hehe.. konflik? Emang sebuah persahabatan yang kuat itu selalu ada konflik yang akan membuat persahabtan ini tambah kuat.” Kata mas Arif dengan bijak.
“Tapi bukan itu masalahnya tapi si Dino ini, yang buat. Kenapa saat penyebaran surat untuk undangan Mabit esok kami tidak diajak. Dilebih memilih bekerja sendiri dari pada bekerja secara berkelompok.?!?!#” kata Anton sambil menatap Aldino.
“Bukan masalah itu Ton, tapi aku hanya tak ingin menyusahkan kalian semua.” Kata Aldino kepertanyaan Anton tadi.
“Udah-udah gak usah dipermasalahkan lagi. Kalian tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar disini.” Kata mas Arif ke kami semua.
“Maksudnya apa mas?” kata ku yang keheranan mendengar perkataan mas Arif tadi.
“Maksudnya diantara perkataan kalian tadi tidak ada yang benar dan salah.” Kata mas Arif.
“Coba kita lihat walau kalian berlima Dicky, Aldino, Aby, Anton dan Iqbal, kalian ini tidak usah saling menyalahkan, disini kalian adalah 5 piliar yang akan menopang Negeri Rohis Sma N Kerjo ini.. kalau kalaian salag bertengkar  negeri ini juga akan hancur.” Kata mas Arif dengan bijak menasehati kami.
“Bukan masalah itu mas, tapi kami inginnya kalau yang satu kerja semua harus ikut melakukannya.” Kata Dicky ke mas Arif.
“Kalau itu memang prinsip yang benar, tapi kalau boleh dibilang si Aldino ini tidak bersalah. Dia hanya ingin tidak menyusahkan kalian semua, dia tidak mau membebani kalian semua.” Kata mas Arif sambil menatap Aldino.
“Yang dikatakan mas Arif itu memang benar. Dan aku memang salah, Dicky, Iqbal, Anton, Aby aku minta maaf bila punya salah.” Kata Aldino ke kami.
“Kalau boleh dipikir-pikir perkataan mas Arif itu benar juga..” kata Aby sambil tersenyum kepada kami.
“Iiya Din kami maafkan.” Kata Dicky sambil tersenyum.
“Ya.. jadi gitulah kalian ini 5 pilar dinegeri ini yang saling menjaga agar negeri ini tidak roboh. Takbir Allahhuakbar.. di hati kalain itu harus selalu ada” kata mas Arif dengan penuh semangat.
“Allahuakbar.. allahhuakbar.. allahhuakbar..” gema takbir kami berlima yang mengemakan masjid sore itu.

            Keesokan harinya dihari H, acara Mabit berlangsung dengan lancar kami sendiri lebih kuat dalam pertemanannya. Acara mabit ini berjalan dengan sukses, walau ada sedikit kendala tapi itulah hidup. Memang dibalik sebuah mimpi ada seoang sahabat sejati. Tapi yang sangan berbeda dari Mabit ini Aby yang seharusnya menjadi ketua panitia Mabit diganti secara mendadak. Itulah hidup. Semangat “Negeri 5 Pilar” akan menghiasi mimpi kami.

No comments:

Post a Comment