Monday 19 May 2014

Cerpen Mabit Farohis Karanganyar


Negeri 5 Pilar




Dibalik sebuah mimpi ada sebuah harapan, ada sebuah kisah yang tersimpan, berjuang utnuk hidup berjuang untuk sahabat sejati.
            Mungkin kata itu yang sesuai dengan sebuah persahabatan, dibalik sebuah mimpi ada sahabat sejati. Dibalik mimpi atau impian kita pasti ada yang namanya sahabat, seseorang yang selalu mendukung kita dalam melakukan sebuah hal besar.
            Persahabatan yang kami jalin ini mungkin baru kami jalin bebarapa tahun, tapi perasaan persahabatan ini terasa sudah kami jalin sejak lama. Memang sebuah persahabatan itu tak mengenal seberapa lama kita berkenalan. Tapi kegiatan Mabit yang melibatkan Rohis se-Karanganyar ini akan merubah sudut pandang lain dipersahabtan ini.
            Diawali dengan pemberitauan oleh Aldino yang sebagai ketua FAROHIS Karananyar, Aldino sendiri adalah temanku yang kalau boleh dibilang paling sulit menjaga waktu.
“Dik tolong besok tanggal 3 dan 4 Mei di persiapkan, FAROHIS akan mengadakan acara Mabit se-Karanganyar di Sma N Kejo.” Kata Aldino ke ketus Rohis Sma N Kerjo yaitu Dicky.
“oke..?? tapi bukannya terlalu mepet., Rohis sendiri saja belum bentuk kepanitiaan?” kata Dicky yang menjawab perkataan Dino tadi.
“iiya Din bukannya terlalu mepet bila tanggal 3-4 Mei.?” Sahutku kepembicaraan mereka berdua.
“hehe.. tenanag semua itu sudah dipikirkan, acara Mabit ini tidak mungkin gagal.” Kata Aldino sambil tersenyum kepada kami.
            Setelah beberapa hari berselang ada pengumuman dari Aldino.
“Diberitahukan untuk seluruh anggota Rohis untuk nanti sepulang sekolah untuk berkumpul di Masjid At-Taqwa, untuk pemberitahuan kepanitiaan Mabid se-Karanganyar 3-4 Mei nanti.” Kata Aldino dari sepiker pengumuman sekolah.
“Dik katanya Mabit esok yang ngurus FAROHIS?, kenapa kita juga ikut?.” Tanyaku ke Dicky di dalam kelas.
“Klihatannya ada perubahan, nanti kita coba tanyakan ke Dinonya.” Kata Dicky yang merasa aneh dengan pemberitahuan Aldino tadi.
            Setelah pulang sekolah kami berkumpun di Masjid At-Taqwa Sma N Kerjo, termasuk yang hadir saat itu temanku Rohis yang lain yaitu Aby dan Anton.
“Acara apa lagi ini, bubarkan saja hehe..” kata Anton yang kelihatan cuek tapi dalam hatinya perhatian pada acara ini.
“Untuk susuna acara Mabit 3 sampai 4 Mei, yang akan menjadi ketua panitia yaitu akhi Aby Gunawan Sapautro.” Kata Aldino yang memberikan pengumumannya didepan kami semua sekaligus mengumumkan susunan panitia Mabit nanti.
“Ooiya Din terus tugas dari FAROHISnya sebagai apa??” kata ku ke Dino setelah acara selesai.
“Untuk FAROHISnya nanti pokoknya adalah Bal, Dicky tadi kemana Bal?” jawab Dino
“Dicky tadi les” jawabku kepertanyaan Dino tadi.
“ya udah Bal besok di bicarakan lagi semua dengan Dicky” jawab Dino sambil keluar dari Masjid.
---Beberapa hari berselang---
“Din katanya FAROHIS juga buat panitia untuk Mabit nanti apa benar? Lalu panitia dari sini mau ditaruh dimana?” tanya Dicky ke Aldino yang bersama Aby.
“hehe.... Bukan gitu Dik, tapi kelihatannya kalau kepanitian dari sini saja kurang berkesan.” Kata Aldino.
“Bagaiman menurutmu Bi tentang hal hal ini?” kata Dicky ke Aby.
“kalau menurutku bagaimana ya.. .. .. aku ikut atasan saja lah ..” kata Aby yang kebingungan..
Setelah itu Aldino dan Pergi untuk mengirimkan undangan keseluruh Karanganyar, tanpa mengajak satupun dari anggota Rohis Sma N Kerjo.
Pada juma’at 2 Mei itu berkumpunya aku, Dicky, Aldino, Anton dan Aby.
“Din sebenarnya ini bagaimana besok acara dimulai lalu dimana FAROHIS Karanganyarnya.” Kataku kedino pada jum’at itu.
“Tenang Bal besok pasti FAROHISnya siap” jawab Dino.
“Terus dengan kepanitian disini bagaimana, mereka sudah berusaha dengan baik terus mereka mau ditarus kemana...?!?!” tanya Dicky ke Dino.
“Kalau dipikir-pikir betul juga kata Dicky itu” kata Aby.
“Bubarkan saja..” Kata Anton yang merasa kesal melihat pertentangan ini.
“Kalau dibubarkan bagaimana pandangan Rohis-Rohis se-Karanganyar tentang tentang Rohis Sma N Kerjo” Kata Aldino yang marah.
“Terus kalau gak mau dibubarkan, kenapa kemarin menyebarkan surat undangan kamu sendiri tanpa mengajak bantuan dari kami. Kenapa Din, untuk menjaadi maju itu kita jangan berpikir kedepan saja tapi kita juga harus berpikir kebelakang.!?!” Tanyaku ke Aldino.
“Iqbal-iqbal kalau mau meceramaha aku jangan dululah dan kalau mau bersikap bijak juga jangan dulu. Kamunya saja belum bisa memilih siapa yang kamu pilih anatara Tika, Dinar atau Yesi..!!!!” kata Aldino yang menghadap ke aku.
“iiya Din kalau dipikir-pikir mememang belom, tapi aku hanya mencoba menasehati!?!?” kata ku yang marah ke Dino.
“Din, Din sog sudah paling kuat kamu..” kata Anton pada sore itu.
            Setelah beberapa saat berselang datang mas Arif Alumni Rohis yang melajutkan kuliah di Malang.
“Assalamualaikum, ada ribut-ribut apa ini.” Kata mas Arif.
“Walaikumsallam” jawab kami semua.
“Ada ribut-ribut apa ini??” kata mas Arif yang merasa bingung melihat kami.
“Gak ada mas, ini Cuma membahas Mabit besok dan sedikit konfliknya” jawab Anton.
“ha.. konflik?? Emang ada konfik apa” tanya mas Arif kekami.
“Ini mas ada sedikit konfilk dengan si Aldino ini, yang lebih sering bekerja sendiri dalam mempersiapkan Mabitnya.” Jawab Dicky kepertanyaan mas Arif tadi.
“hehe.. konflik? Emang sebuah persahabatan yang kuat itu selalu ada konflik yang akan membuat persahabtan ini tambah kuat.” Kata mas Arif dengan bijak.
“Tapi bukan itu masalahnya tapi si Dino ini, yang buat. Kenapa saat penyebaran surat untuk undangan Mabit esok kami tidak diajak. Dilebih memilih bekerja sendiri dari pada bekerja secara berkelompok.?!?!#” kata Anton sambil menatap Aldino.
“Bukan masalah itu Ton, tapi aku hanya tak ingin menyusahkan kalian semua.” Kata Aldino kepertanyaan Anton tadi.
“Udah-udah gak usah dipermasalahkan lagi. Kalian tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar disini.” Kata mas Arif ke kami semua.
“Maksudnya apa mas?” kata ku yang keheranan mendengar perkataan mas Arif tadi.
“Maksudnya diantara perkataan kalian tadi tidak ada yang benar dan salah.” Kata mas Arif.
“Coba kita lihat walau kalian berlima Dicky, Aldino, Aby, Anton dan Iqbal, kalian ini tidak usah saling menyalahkan, disini kalian adalah 5 piliar yang akan menopang Negeri Rohis Sma N Kerjo ini.. kalau kalaian salag bertengkar  negeri ini juga akan hancur.” Kata mas Arif dengan bijak menasehati kami.
“Bukan masalah itu mas, tapi kami inginnya kalau yang satu kerja semua harus ikut melakukannya.” Kata Dicky ke mas Arif.
“Kalau itu memang prinsip yang benar, tapi kalau boleh dibilang si Aldino ini tidak bersalah. Dia hanya ingin tidak menyusahkan kalian semua, dia tidak mau membebani kalian semua.” Kata mas Arif sambil menatap Aldino.
“Yang dikatakan mas Arif itu memang benar. Dan aku memang salah, Dicky, Iqbal, Anton, Aby aku minta maaf bila punya salah.” Kata Aldino ke kami.
“Kalau boleh dipikir-pikir perkataan mas Arif itu benar juga..” kata Aby sambil tersenyum kepada kami.
“Iiya Din kami maafkan.” Kata Dicky sambil tersenyum.
“Ya.. jadi gitulah kalian ini 5 pilar dinegeri ini yang saling menjaga agar negeri ini tidak roboh. Takbir Allahhuakbar.. di hati kalain itu harus selalu ada” kata mas Arif dengan penuh semangat.
“Allahuakbar.. allahhuakbar.. allahhuakbar..” gema takbir kami berlima yang mengemakan masjid sore itu.

            Keesokan harinya dihari H, acara Mabit berlangsung dengan lancar kami sendiri lebih kuat dalam pertemanannya. Acara mabit ini berjalan dengan sukses, walau ada sedikit kendala tapi itulah hidup. Memang dibalik sebuah mimpi ada seoang sahabat sejati. Tapi yang sangan berbeda dari Mabit ini Aby yang seharusnya menjadi ketua panitia Mabit diganti secara mendadak. Itulah hidup. Semangat “Negeri 5 Pilar” akan menghiasi mimpi kami.

Sunday 18 May 2014

“TAK SEMUA MALAIKAT DAN BIDADARI ITU BERSAYAP”

“TAK SEMUA MALAIKAT DAN BIDADARI ITU BERSAYAP”



                            Aku tinggal di sebuah Desa di Kabupaten Sragen. Lebih tepatnya Desa Senyum, gak tau sejarahnya gimana kok bisa dinamakan Desa Senyum, tapi menurut orang-orang Desa dahulu ada seorang pemuda yang bertarung dengan Belanda dan dalam setiap pertarungannya dia selalu tersenyum. Mungkin itu adalah tradisi untuk menciptakan semangat pada diri mereka dan membangun rasa percaya diri yang kuat. Tapi gak tau  juga sih, udah bertahun-tahun lamanya peristiwa itu terjadi, ini sudah hari hari baru dan era tanpa penjajah lagi. Kini desaku sudah aman, sejahtera dan makmur, itu terlihat dari bagaimana masyarakat yang masih merawat budaya bangsa ini yaitu gotong royong tanpa meminta imbalan dan saling menjaga antara satu dengan yang lain. Begitu pula aktifitas-aktifitas yang dilakukan orang-orang desa, semua semangat melakukan semua hal tanpa rasa malas, seperi misalnya jika ada orang yang malas mereka tidak segan-segan mengajaknya dan anak-anak pun tak kalah semangatnya dengan orang-orang tua. Mereka juga semangat dalam beribadah dan terbukti masjid-masjid selalu dipenuhi dengan orang tua dan anak-anak, pengajian anak tak kalah dengan pengajian orang tua. Saat pengajian, antusias anak-anak sangat besar dan termasuk diriku, namaku ROFIK itu adalah nama yang diberikan ortu padaku. Nama itu diberikan supaya kelak aku menjadi anaka yang soleh dan sukses(kan nama itu doa). Umurku sekarang 11 tahun dan duduk di kelas VI sekolah dasar, aku termasuk dalam golongan anak yang lumayan pintar dan juga selalu dapat peringkat 10 besar walau belum pernah dapat peringkat 1. Aku punya sahabat namanya ARIS, anaknya baik dan pintar dan selalu dapat peringkat 1 di kelas, rumahnya di Desa Ngakak dan letaknya yah gak jauh lah sama rumah aku. Karena dia berlatar belakang dari keluarga yang bisa dibilang kaya jadi dia terlihat berkharisma dan juga keren, akan tetapi dia tidak pernah menyombongkan apa yang dia punya. Berbeda dengan ku yang dilahirkan dari keluarga yang sederhana, walau begitu kami berteman baik dan sudah sahabatan dari kelas 1, berbagai hal dan peristiwa telah kami jalani bersama, tak memungkiri bahwa kami juga manusia yang suka berantem karena hal sepele. Pernah kejadian aku menjatuhkan pensilnya.
Dia berkata “ ambil pensil itu!!!”
Dan aku menjawab “ gak mau!!!” (dengan nada keras)
Diapun marah dan jadinya berantem deh. Tapi beberapa jam kemudian kami baikan hehe. “namanya juga anak-anak”. Kami sudah kelas VI dan selangkah lagi kami akan melanjutkan ke SLTP, kami selalu belajar giat agar bisa masuk ke SLTP favorit di daerah kami, jika diantara kita ada yang gak bisa dalam pelajaran kami selalu membantu. kami selalu belajar sambil bermain karena kami masih anak-anak, yah jadi susah deh, tapi kita masih semangat untuk mewujudkan cita-cita bersama, beberapa bulan kemudian kami akhirnya di terima di SLTP yang kami impikan bersama. Prilaku kita pun ikut berubah maklum lah kami kan masih dalam masa pertumbuhan, aku masih gak nyangka bahwa aku bisa masuk si SLTP ini bersama sahabat sehidup semati ku, dan kami satu kelas lagi, pelajaran yang berbeda membuat kami tambah semangat untuk belajar dan kami tetep aktif dalam sholat dan pengajian untuk mengimbangi akhirat kami. Kami juga ikut ekstrakurikular yang sama dan kami sering dikirim lomba bersama dan alhamdulilah lagi dari setiap perlombaan kami selalu mendapat juara. Selain lomba dari sekolah kami juga membuat lomba bagi kami sendir seperti siapakah yang paling banyak adzan di masjid dan banyak-banyak hafalan doa dan surat, seperti pak ustad bilang” kita harus mengejar ilmu didunia dan menimbangi dengan ilmu akhirat, kan akhirnya kita juga kelak akan ke akhirat jua”. Dan yang menang, tambah semangat dan yang kalah juga bertambah semangatnya. Hal itu berlangsung hampir satu tahun dan akhirnya kelas VII pun berakhir dan sekarang kami sudah kelas VIII. Tapi dikelas VIII aku sudah tidak sekelas lagi dengan Aris. Banyak  pula hal yang berubah disini yang dulu tugas sedikit sekarang bertambah banyak akan tetapi canda tawa tetap mewarnai kelas ku. Ketika pulang sekolah aku dan aris main bersama dulu ke taman dan berbagi pengalam di kelas kami masing-masing, kelas VIII memang terasa lama dan menyenangkan tapi, aku dan aris heran karena semakin dewasa ibadah kami semakin berkurang, kami selalu menanyakan pada diri kami masing-masing “kenapa kami jadi seperti ini” dan ketika mau beribadah kami selalu saja beralasan mulai dari capek,banyak tugas dll. Saat kelas IX kami mulai memperbaiki diri kami. Mulai dari sholat berjamaah yang kami tekunkan lagi,puasa senin kamis, dan tentu saja tahajud yang kami aktifkan lagi. Tapi kami rasakan dengan semangat yang berbeda. Kalau dulu semangat itu membara dan nyata bagiku dan sekarang hal itu karena ada sesuatu yang kami inginkan, kami pun akhirnya cuek akan hal itu dan dalam pikiran kami hanya belajar dan belajar            karena akan ada UN yang akan segera datang, kami akan menuju ke SMA. Saat kelas IX bukan hal baik yang kami dapatkan akan tetapi ejekan yang jeleg-jeleg tentang aku dan Aris serta banyak permasalahan lain yang kami terima, tapi aku dapat menahan diri sedangkan aris tak dapat menahanya, ketika dia tak bisa menahan diri aku selalu ada didekatnya dan memberi saran dan masukan untuk memajukan kami berdua.
***
            Dan hari yang kita tunggu-tunggu telah tiba  yaitu UN,ketegangan nampak pada wajah kami, namun bagi aku dan aris itu sudah biasa. Kami percaya untuk mengerjakan UN dengan jujur. Bel berbunyi tanda UN dimulai, 15 menit pertama keadaan kelas tenang karena masih mengisi kolom nama, 15 menit berikutnya keadaan masih sama, 30 menit kemudian berbagai macam kecurangan mulai bermunculan mulai dari kertas sampai HP, setan yang awalnya tidur kini mulai bangun untuk menggoda para peserta UN. Didalam kelas itu pun kebimbangan mulai datang padaku karena harus memilih jujur atau curang, jika aku jujur tapi soal masih banyak, jika aku curang maka soal akan terjawab tapi itu tidak baik. Setan yang sekarang berada disebelah kiriku bertarung dan berdebat keras dengan malaikat disebelah kananku, mereka mencoba mempengaruhiku tapi saat itu setanlah yang menang akupun ikut-ikutan mereka yang berbuat curang, detik-detik menegangkan telah aku dan Aris lewati ketika hari-hari itu telah lewat aku menceritakan kejadian-kejadian saat ujian itu.
“Ris, ujianku sangan mengecewakan aku mengerjakannya dengan tidak jujur”. Kataku pada Aris.
Aris menjawab.” akupun juga begitu. Rasanya tuh berbeda saat kita diluar dan saan kita didalam.”
“bener banget itu”. Sautku.
“menurutmu itu baik enggak”. Tanya Aris padaku.
“emmm.. enggak baik sih. Tapi giamana lagi? Cuek ajalah”. Bilangku padanya
“ow okey deh”. Saut Aris
            Liburan telah datang. Hari-hari liburan aku dan Aris lewati bersama mulai dari  main kerumah temen, main kepuncak, kepantai dll. Saking senangnya main, kami sholatpun telat.
***
Hari pengumumman telah datang. Muka tegang muncul dari raut wajah kami. Aku dan Aris dinyatakan lulus dengan nilai yang baik. Dan kini kami mulai membicarakan mau ke SMA mana,kami memilih SMA yang sama,beberapa hari kemudian aris menceritakan bahwa ayahnya tidak setuju dengan pilihan kami. Akhirnya aris disekolahkan di SMA N DISIPLIN 1 dan aku hanya memilih SMA SENYUM dan aku yakin bila bersekoah disitu maka aku akan lebih baik, awal masuk SMA komunikasi kami berjalan lancar tapi lama kelamaan kami lost kontak atau hilang komunikasi , beberapa hari yang lalu aku mendengar kabar bahwa keluarga aris jatuh miskin dan sering terjadi pertengkaran dalam keluarga mereka,dan 6 bulan kemudian aku mendengar kabar yang mengejutkan, yaitu aris masuk rumah sakit karena aris telah menjadi pecandu narkoba dan miras, kutemani dia setelah pulang sekolah dan tepat pada hari jumat aku di telpon oleh ibunya aris bahwa dia telah meninggal dunia , dengan sekuter matik aku bergegas ke RS.
 aku tanya ke ibunya. “kenapa aris bisa meninggal bu?
 Ibunya  menjawab “karena organ dalam dan otak aris sudah terkontaminasi dengan alkohol dan obat-obatan terlarang”.
“aku hanya tercengang mendengar itu semua”
***
            Tiba hari pemakaman aris di TPU daerah sragen isak tangis menemani sepanjang prosesi penguburan sahabatku itu, banyak yang datang melayat mulai dari teman-teman SMP, SMA dan guru-guru. aku menanyakan kenapa sampai terjadi hal seperti itu kepada temanya aris di SMA tapi mereka juga tidak mengetahui bagaimana kronologi sampai terjadi hal seperti ini. Aku berhasil mengorek informasi yang sesungguhnya dari guru aris yang saat itu menjabat sebagai guru BK dan semua kejadian demi kejadian telah aku dengar dari beliau. Aku pun tak henti-hentinya menyalahkan diri kusendiri karena gagal melindungi temanku dari bahayanya narkoba dan miras. Hari-hariku kini aku lewati dengan kesedihan dan kebingungan. Pada akhir semester dua aku salah Pergaulan pula, aku mulai melakukan hal-hal yang tidak baik mulai membolos, merokok dll. Aku sudah tidak memikirkan bagaimana sekolahku. namun waktu tes semester 2 aku mengerjakan soalnya tanpa berfikir dan selalu mencontek. Pada akhirnya teryata nilaiku baik dan aku ditempatka dikelas IPA. Akupun terheran-heran kok bisa aku diterima dikelas IPA padahal akukan sering bolos dan nakal. Waktu itu aku masih cuek dan melakukan hal yang gak baik lagi aku juga sering memintai temen-temenku uang kalau mereka tidak memberi aku beri ancaman. Hari-hariku dikelas XI aku lewati dengan hal-hal yang tidak baik. Namun diakhir semerter 1 ketua kelasku mulai bertindak dan menegurku, ketua kelasku itu perempuan. Zahra itulah namanya, orangnya baik , manis, dan perhatian pada semua temen-temennya tapi dia juga galak. Waktu itu aku diceramahi hingga beberapa jam. Tapi, satu kata yang begitu menyengat dihatiku.
Dia bilang. “Apakah kamu akan terus benggini dan berakhir seperti sahabatmu aris”.
Dalam hati aku berkata “kok dia tau persahabatan antara aku dan aris”
“Takusah bingung kenapa aku tau persahabatan kamu dengan aris”. Saut zahra
“Kenapa kamu ikut campur dalam kehidupanku?” tanya ku
“aku gak ikut campur dalam kehidupanmu, namun jika ada temenku yang sedang tersesat dalam jalan yang salah aku gak segan-segan menolongnya, untuk keluar dari kesesatanya itu, seperti kamu”(sambil melihatku dengan sorotan yang tajam). Jawabnya padaku

***
Akupun kini mulai sadar bahwa apa yang kulakukan selama ini sudah salah. Aku menjadi anak nakal dan melalaikan ibadahku ke pada Allah SWT. Setelah itu kini omelan-omelan ibu ketua selalu aku dengeri dan yang menurutku baik aku kerjakan. Kini ibadahku mulai membaik dan ngajipun juga mulai rajin lagi. Kini aku dan zahra menjadi temen deket. Ketika aku ada masalah aku langsung bertanya kepadanya(curhat deh istilahnya). Suatu hari Zahra bialang kepadaku dan aku disarankan sama zahra untuk ikut organisasi ROHIS di SMA ku.
Aku bertanya pada Zahra. “Apa itu rohis?”.
Zahra menjawab. “ ROHIS adalah Rohani Islam. Itu adalah saranamu untuk menjadi lebih baik. Dan disitulah kamu akan belajar menjalani hidup ini, begitu pula disitu kamu akan dibimbing kejalan yang baik dan mengenalkanmu mengenai agama islam ini lebih dalam”.
Aku hanya bisa menjawa. “ow”(dan senyum-senyum sendiri melihat senyum zahra)
 Aku pun ikuti saranya, aku ikut ROHIS dan mengikuti kajian-kajian diSMA yang dilaksanakan ROHIS namun gak hanya rohis sih. Kini hari-hari ku menjadi lebih baik dan lebih baik serta hidupku diwarnai dengan keindahan islam. Lagi-lagi aku sadar aku berkata pada diriku”mungkin dulu waktu Aris tersesat di dunia narkoba dia tak punya temen deket yang mampu memberi saran seperti zahra. Dan aku kini tahu bahwa semakin kita besar semakin besar pula cobaan yang datang. Jadi kita perlu memilih pergaulan yang baik dan memilih teman yang mampu membuat kita menjadi lebih baik tapi jangan pilih-pilih temen.”.


Perjalanan Dahsyat Isra' Miraj Nabi Muhammad saw 27 Rajab

Kisah ISRA’ MI’ RAJ Nabi Muhammad SAW



            Pada suatu malam, atap rumah Nabi Muhammad saw terbuka, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail: “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”. Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati Beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT. Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya 3 kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlan hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutp kembali oleh Jibril AS.

Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq. Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri Beliau. Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya, ditengah-tengah perjalanan Beliau turun di Thoybah (Nama lain dari Madinah), Madyan, bukit Thur Sina, Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis) Beliau turun dan melakukan sholat ditempat-tempat itu. Setelah melanjutkan perjalanan kembali Nabi Muhammad saw dan Jibril As menjumpai hal-hal yang tak terduga, seperti kamu yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga Jibril menjawab mereka adalah para mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali. Ditenggah perjalanan, Beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiapkali hancur kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan mereka adalah manusia yang merasa berat dalam menjalankan kewajiban sholat. Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara disisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyatap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia melakukan selingkuh disaat mereka hidup”. Ketika Beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil Beliau dari kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi. Begiu pula Beliau mendapat seruan serupa dari sbelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah. Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan Beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.

Demikianlah perjalanan ditempuh oleh Beliau dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya Beliau berhenti di Baitu Maqdis (Masjid al Aqsho), di situ Beliau menjadi imam untuk para Nabi yang diutus oleh Allah pada sholat waktu itu. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya” dan Mursalin. Setelah melakukan Isra” dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melanjutkan Mi”raj yakni naik menembus berlapis langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa untuk mengahadap Allah SWT. Ketika Beliau dan Jibril sampai didepan pintu langit pertama, ternyata disana berdiri malaikat Ismail, setelah Ismail membuka pinta langit pertama malaikat yang bermukim disana menyambut Beliau. Setelah memasukinya Beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Disitu Beliau juga melihat beberapa kelompok yang menerima siksaan karena meniggalkan perintah Allah. Kemudian beliau naik ke langit kedua, di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya. Kemudian tiba saatnya Beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya”kub. Ketika tiba dilangit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan do’a yang sama seperti nabi-Nabi sebelumnya. Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin “Imran AS, separuh janggutnya hitam dan separuhnya lagi putih (karena Uban), lebat dan panjang. Setelah sampai dilangit keenam, beliau berjumpa dengan nabi dengan umatnya masing-masing. Pada langit keenam inilah beliau berjumpa Nabi Musa AS, Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan do’a. Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemuadia ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”. Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, disana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk  diatas kursi dari emas disisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya. Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab salam dan do’a sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahi “adziim”.

Setelsh berada ditempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, Beliau melihatnya dengan mata Beliau yang mulya. Kemudian disitulah ada taluk ulur kewajiban menjalankan sholat Allah mewajibkan kepadaku (dan umatku) 50 sholatsehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apayang telah Allah wajibkan kepada umat anda?” Aku menjawab: “50 sholat”, Musa berkata “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”, maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”. Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.  Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa namun tetap dia berkata: “Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”, Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.


Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buruq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar. Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertma umat yang membenarkan dan mempercayai beliau  adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat. Sungguh keimanan ini intinya adlah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberikan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apa lagi berkhianat dalam Risalah Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (sellau jujur) dan AL Mashduuq (yang dibenrkan segala ucapanya). Shollallahu “alaihi wa aalihi wa sallam.

Sunday 11 May 2014

Cerpen Puncak Lawu

LAWU



Sore itu kami berkumpul di masjid As-Salam tawangmangu. Malam ini kami kami akan melakukan pendakian ke gunung lawu. Kami sudah menyiapkan barang yang akan kami gunakan di sana, mulai dari tenda, matras, tas, peralatan masak, serta bahan-bahan makanan. Sekitar pukul 17.30 kamu menuju cemoro sewu, sampai disana kami menitipkan sepeda motor kami di salah satu parkiran yang ada di sana, sebelum kami memulai pendakian kami sholat magrib terlebih dahulu di masjid An-Nur cemoro sewu. Sehabis sholat kami kembali berkumpul dan membentuk sebuah lingkaran kecil untuk doa bersama agar di beri keselamatan saat pendakian. Kami berjalan menuju pos pengawasan untuk memulai pendakian, sebelum kami memulai pendakian  kami harus membayar Rp. 10.000/orang, kami berjumlah 6 orang. Dan kami memulai perjalanan dari cemoro sewu. Mulailah kami menapakkan kaki selangkah demi selangkah di dalam ganasnya hutan dengan cahaya senter menelusuri jalan setapak. Diawal pendakian semangat serta kekuatanpun masih begitu membara, becanda menjadi hiburan untuk meleoas keheningan malam. Ditengah perjalanan kami istirahat untuk melepas lelah dan minum untuk membasahi tenggorokan yang kering. Kami melanjutkan perjalanan, agar segera sampai pos pertama. Setelah 1,5 jam kami melakukan perjalanan akhirnya pos pertama kami lalui dengan riangnya. Tak lama di pos 1 kami segera lenjutkan perjalanan. Perjalanan antara pos 1 dan pos 2 ini medan jalannya lumayan rimbun, tidak seperti medan sebelumnya. Saat perjalanan menuju pos 2 gerimis pun dating, kami mulai menggunakan mantel, kami segera mempercepat perjalanan. Ditengah perjalanan menuju pos 2 gerimis udah mulai berhenti, kami kembali berjalan santai. Sudah berkali-kali kami beristirahat. 50 meter sebelum sampai di pos 2 hujan turun, sedangakan kami sudah tidak sabar untuk berteduh di pos 2. Sesampainya di pos 2 kami segera mencari tempat untuk duduk, banyak orang yang berhenti serta istirahat disana, setelah kami tanya-tanya ternyata rombongan dari semarang. Seru bisa banyak kenalan dan semuanya begitu akrab, walaupun baru saja kenal kami merasa sepenanggungan. Bayangkan saja di ddalam hutan rimba ketika kita mendapat masalah ataupun rintangan siapa yang menjadi sebab penolong kita, pastinya orang-orang disekitar kita. Sudah sekitar 30 menit kami berteduh sekaligus beristirahat, perut juga sudah kenyang dan hujan pun sudah reda, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan.



Pendakian pos 2 ke pos 3 semakin seru, dengan medan yang menanjak dan jalan yang basah karena habis hujan. Kami serombongan saling mendahului dengan rombongan dari semarang tadi, saling sapa dan bercanda pun mengurangi rasa kantuk kami. Kami kembali beristirahat, tubuh sudah mulai lelah, air putih yang kami bawa sudah mulai berkurang, makanan yang tersisa cuma mie rebus dan biskuit. Kami lanjut berjalan, untuk sampai di pos 3 masih lumayan jauh dan medan yang kami tempuh semakin berat. Berjalan selangkah demi selangkah dan sampailah di pos 3. Sampai di pos 3 kami melepas carier yang kami gendong, agar badan sedikit ringan dan istirahat sejenak agar energi bisa terkumpul kembali. Kami membuat api unggun di pos 3, tidak ada kayu yang kering botol-botol aqua dan plastik-plastik bekas makanan pun bisa buat hangat-hangat. Kami bergantian menaruh tangan diatas api, seperti memanggang ikan yang mau dimakan. Terlalu lama beristirahat membuat tubuh kami tambah dingin dan tangan tidak menjadi kaku. Dan akhirnya kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Medan untuk menuju pos 4 semakin terjal dan penataan batu yang di jalan sudah tidak rapi, jurang-jurang sudah mewarnai pejalanan menuju pos 4, kehati hatuan dalam melangkah sangat diperlukan dan butuh konsentrasi penuh. Jarak antara pos 3 menuju pos 4 tidak terlalu jauh seperti jarak yang sebelumnya namun jalannya semakin tegak lurus dan menjadikan tubuh mudah capek. Sesampainya di pos 4 kami langsung tergeletak, pos 4 tidak berupa bangunan-bangunan seperti pos-pos sebelumya, tapi Cuma sekesar pohon yang ada tulisan pos 4 nya. Mungkin orang yang membuat pos-pos itu udah capek naik turun, jadi ya cuman ada tulisan aja. Saat istirahat di pos 4 kami bertemu lagi dengan rombongan dari semarang tadi. Tidak lama-lama kami istirahat di pos 4, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat yang lebih datar. Medan dari pos 4 ke atas sudah banyak yang datar, disana sudah banyak tenda yang berdiri, tapi kami tetap jalan sampai warung Mbok Yum. Ternyata warung Mbok Yum sudah tutup, perut kami ber-6 sudah lapar dan kami akan mendirikan tenda di depan warung Mbok Yum. Kami ber-6 membagi tugas, 3 anak memasak mie rebus, dan yang 3 mendirikan tenda.tenda sudah berdiri  mie rebusnya juga sudah matang, kami menyantap makanan dengan lahap. Kami mendirika 2 tenda, 1 tenda berisi 3 anak. Sekitar jam 2 kami mulai tidur, dan kembali bangun jam 4. Suhu sangat dingin sampai badan menjadi kaku menggigil, tangan dan kaki sangat dingin. Kami membongkar  tenda yang sudah kami dirikan dan kami kembali berjalan menuju puncah lawu. Puncak Hargo Dumillah sangat tinggi, kami dapat melihat sunrise atau matahari terbit. Subkhanallah semua lelah letih ter jawab dengan indahnya pemandangan, indahnya memandang ke langit yang luas dan melihat dengan jelas. Tak lupa kami pun mengabadikan momen-momen serta pemandangan yang menawan tersebut dengan foto-foto walaupun dengan kamera sekedarnya saja. Dari ujung sini sampai sana semua terlihat bagus, sungguh menakjubkan. Sekitar jam 7 pagi kami kembali lapar, yang bisa kami makan hanyalah mie rebus dan biskuit yang kemasannya sudah melembung.


Sekitar pukul 08.00 kami kembali turun, kami turun melewati jalur yang berbeda. Tidak lewat cemoro sewu lagi tapi lewatnya cemoro kandang yang jalannya masih tanah dan jalannya setapak. Jalur ini terkenal dengan jalur mistis karena kami harus melewati jurang yang kedalamanya tidah diketahui dan sangat curam yang disebut dengan jurang pangarep-arep. Serta pasar setan dimana dalam mitos-mitosnya banyak yang mendengar suara-suara kegaduhan layaknya di sebuah pasar tapi disini tidak ada lapak-lapak maupun pedagang, Cuma ada batu-batu yang tersusun rapi bertumpuk. Pada saat perjalanan turun salah satu anak dari rombongan kami ada yang kakinya kesleo, tidak hanyak satu kali kesleo bahkan sudah 3 kali. Kami harus berjalan hari-hati karena jalanannya licin dan kita banyak melewati cross. Satu anak lagi dari rombongan kami yang mengalami kram, setiap brjalan terlalu lama kakinya kram dan kramnya itu gonta ganti kaki. Kami sering terpeleset dan itu membuat baju kami kotor semua. Sampainya di pos 3 kami kembali melepaskan lelah yang membuat pinggang kami sakit. Lanjut perjalanan menuju pos 2, sesampainya di pos 2 hujan turun. Tapi kita bertekat untuk melanjutkan perjalanan dengan mengenakan mantel. Air hujan menjadikan jalan semakin licin kalau kami injak. Pada saat kami berjalan santai teman kami kembali jatuh dan yang ini lebih parah lagi,badannya lecet semua, kakinya membengkak besar dan tidak bisa untuk jalan. Kami mencari tempat untuk istirahat sekaligus berunding dan mencari solusi, tetapi kami malah bertengkar sendiri-sendiri. Kami masih bingung bagaimana caranya kami bisa membawa turun teman kami  yang sedang sakit ini. Akhirnya teman kami rela untuk mengorbankan tubuhnya dan menggendong sekuat tenaganya, walaupun bentar-bentar istirahat. Jalan dari tanah yang basah terkena air hujan sangat licin, harus membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian yang sangat tinggi. Sesampainya di pos 1 kami beristirahat sangat lama, karena perjalanan dari pos 1 menuju basecamp sangat jauh. Sudah 30 menit kami beristirahat, kami lanjut perjalanan menuju basecamp. Medan yang kami tempuh dari pos 1 ke basecamp lebih menantang dan jauh dari medan sebelumnya. Banyak ranting yang menjalar ke jalan, menjadikan perjalanan terhambat, jalan menuju basecamp sangat sepi, rumputnya tumbuh tinggi dan segar-segar. Dan akhirnya kami sampai di basecamp, alhamdulillah perjalanan kami berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan yang sangat berat. Sebelum kami pulang ke rumah masing-masing kami makan bersama dulu di sate kelinci depan basecamp cemoro kandang. Kami sangat senang, sangat puas dengan keindahan gunung lawu yang masih alami. Banyak yang kami dapat dan kami pelajari dari perjalanan yang kami lalui.