“TAK SEMUA MALAIKAT
DAN BIDADARI ITU BERSAYAP”
Aku
tinggal di sebuah Desa di Kabupaten Sragen. Lebih tepatnya Desa Senyum, gak tau
sejarahnya gimana kok bisa dinamakan Desa Senyum, tapi menurut orang-orang Desa
dahulu ada seorang pemuda yang bertarung dengan Belanda dan dalam setiap
pertarungannya dia selalu tersenyum. Mungkin itu adalah tradisi untuk
menciptakan semangat pada diri mereka dan membangun rasa percaya diri yang
kuat. Tapi gak tau juga sih, udah
bertahun-tahun lamanya peristiwa itu terjadi, ini sudah hari hari baru dan era
tanpa penjajah lagi. Kini desaku sudah aman, sejahtera dan makmur, itu terlihat
dari bagaimana masyarakat yang masih merawat budaya bangsa ini yaitu gotong
royong tanpa meminta imbalan dan saling menjaga antara satu dengan yang lain.
Begitu pula aktifitas-aktifitas yang dilakukan orang-orang desa, semua semangat
melakukan semua hal tanpa rasa malas, seperi misalnya jika ada orang yang malas
mereka tidak segan-segan mengajaknya dan anak-anak pun tak kalah semangatnya
dengan orang-orang tua. Mereka juga semangat dalam beribadah dan terbukti
masjid-masjid selalu dipenuhi dengan orang tua dan anak-anak, pengajian anak
tak kalah dengan pengajian orang tua. Saat pengajian, antusias anak-anak sangat
besar dan termasuk diriku, namaku ROFIK itu adalah nama yang diberikan ortu
padaku. Nama itu diberikan supaya kelak aku menjadi anaka yang soleh dan
sukses(kan nama itu doa). Umurku sekarang 11 tahun dan duduk di kelas VI
sekolah dasar, aku termasuk dalam golongan anak yang lumayan pintar dan juga
selalu dapat peringkat 10 besar walau belum pernah dapat peringkat 1. Aku punya
sahabat namanya ARIS, anaknya baik dan pintar dan selalu dapat peringkat 1 di
kelas, rumahnya di Desa Ngakak dan letaknya yah gak jauh lah sama rumah aku.
Karena dia berlatar belakang dari keluarga yang bisa dibilang kaya jadi dia
terlihat berkharisma dan juga keren, akan tetapi dia tidak pernah menyombongkan
apa yang dia punya. Berbeda dengan ku yang dilahirkan dari keluarga yang
sederhana, walau begitu kami berteman baik dan sudah sahabatan dari kelas 1,
berbagai hal dan peristiwa telah kami jalani bersama, tak memungkiri bahwa kami
juga manusia yang suka berantem karena hal sepele. Pernah kejadian aku
menjatuhkan pensilnya.
Dia
berkata “ ambil pensil itu!!!”
Dan
aku menjawab “ gak mau!!!” (dengan nada keras)
Diapun
marah dan jadinya berantem deh. Tapi beberapa jam kemudian kami baikan hehe. “namanya
juga anak-anak”. Kami sudah kelas VI dan selangkah lagi kami akan melanjutkan
ke SLTP, kami selalu belajar giat agar bisa masuk ke SLTP favorit di daerah
kami, jika diantara kita ada yang gak bisa dalam pelajaran kami selalu
membantu. kami selalu belajar sambil bermain karena kami masih anak-anak, yah
jadi susah deh, tapi kita masih semangat untuk mewujudkan cita-cita bersama,
beberapa bulan kemudian kami akhirnya di terima di SLTP yang kami impikan
bersama. Prilaku kita pun ikut berubah maklum lah kami kan masih dalam masa
pertumbuhan, aku masih gak nyangka bahwa aku bisa masuk si SLTP ini bersama
sahabat sehidup semati ku, dan kami satu kelas lagi, pelajaran yang berbeda
membuat kami tambah semangat untuk belajar dan kami tetep aktif dalam sholat
dan pengajian untuk mengimbangi akhirat kami. Kami juga ikut ekstrakurikular
yang sama dan kami sering dikirim lomba bersama dan alhamdulilah lagi dari
setiap perlombaan kami selalu mendapat juara. Selain lomba dari sekolah kami
juga membuat lomba bagi kami sendir seperti siapakah yang paling banyak adzan
di masjid dan banyak-banyak hafalan doa dan surat, seperti pak ustad bilang”
kita harus mengejar ilmu didunia dan menimbangi dengan ilmu akhirat, kan
akhirnya kita juga kelak akan ke akhirat jua”. Dan yang menang, tambah semangat
dan yang kalah juga bertambah semangatnya. Hal itu berlangsung hampir satu
tahun dan akhirnya kelas VII pun berakhir dan sekarang kami sudah kelas VIII.
Tapi dikelas VIII aku sudah tidak sekelas lagi dengan Aris. Banyak pula hal yang berubah disini yang dulu tugas
sedikit sekarang bertambah banyak akan tetapi canda tawa tetap mewarnai kelas
ku. Ketika pulang sekolah aku dan aris main bersama dulu ke taman dan berbagi
pengalam di kelas kami masing-masing, kelas VIII memang terasa lama dan
menyenangkan tapi, aku dan aris heran karena semakin dewasa ibadah kami semakin
berkurang, kami selalu menanyakan pada diri kami masing-masing “kenapa kami
jadi seperti ini” dan ketika mau beribadah kami selalu saja beralasan mulai
dari capek,banyak tugas dll. Saat kelas IX kami mulai memperbaiki diri kami. Mulai
dari sholat berjamaah yang kami tekunkan lagi,puasa senin kamis, dan tentu saja
tahajud yang kami aktifkan lagi. Tapi kami rasakan dengan semangat yang berbeda.
Kalau dulu semangat itu membara dan nyata bagiku dan sekarang hal itu karena
ada sesuatu yang kami inginkan, kami pun akhirnya cuek akan hal itu dan dalam
pikiran kami hanya belajar dan belajar karena akan ada UN yang akan segera
datang, kami akan menuju ke SMA. Saat kelas IX bukan hal baik yang kami
dapatkan akan tetapi ejekan yang jeleg-jeleg tentang aku dan Aris serta banyak
permasalahan lain yang kami terima, tapi aku dapat menahan diri sedangkan aris
tak dapat menahanya, ketika dia tak bisa menahan diri aku selalu ada didekatnya
dan memberi saran dan masukan untuk memajukan kami berdua.
***
Dan hari yang kita tunggu-tunggu
telah tiba yaitu UN,ketegangan nampak
pada wajah kami, namun bagi aku dan aris itu sudah biasa. Kami percaya untuk
mengerjakan UN dengan jujur. Bel berbunyi tanda UN dimulai, 15 menit pertama
keadaan kelas tenang karena masih mengisi kolom nama, 15 menit berikutnya
keadaan masih sama, 30 menit kemudian berbagai macam kecurangan mulai
bermunculan mulai dari kertas sampai HP, setan yang awalnya tidur kini mulai
bangun untuk menggoda para peserta UN. Didalam kelas itu pun kebimbangan mulai
datang padaku karena harus memilih jujur atau curang, jika aku jujur tapi soal
masih banyak, jika aku curang maka soal akan terjawab tapi itu tidak baik.
Setan yang sekarang berada disebelah kiriku bertarung dan berdebat keras dengan
malaikat disebelah kananku, mereka mencoba mempengaruhiku tapi saat itu
setanlah yang menang akupun ikut-ikutan mereka yang berbuat curang, detik-detik
menegangkan telah aku dan Aris lewati ketika hari-hari itu telah lewat aku
menceritakan kejadian-kejadian saat ujian itu.
“Ris,
ujianku sangan mengecewakan aku mengerjakannya dengan tidak jujur”. Kataku pada
Aris.
Aris
menjawab.” akupun juga begitu. Rasanya tuh berbeda saat kita diluar dan saan
kita didalam.”
“bener
banget itu”. Sautku.
“menurutmu
itu baik enggak”. Tanya Aris padaku.
“emmm..
enggak baik sih. Tapi giamana lagi? Cuek ajalah”. Bilangku padanya
“ow
okey deh”. Saut Aris
Liburan telah datang. Hari-hari
liburan aku dan Aris lewati bersama mulai dari
main kerumah temen, main kepuncak, kepantai dll. Saking senangnya main,
kami sholatpun telat.
***
Hari pengumumman telah datang.
Muka tegang muncul dari raut wajah kami. Aku dan Aris dinyatakan lulus dengan
nilai yang baik. Dan kini kami mulai membicarakan mau ke SMA mana,kami memilih
SMA yang sama,beberapa hari kemudian aris menceritakan bahwa ayahnya tidak
setuju dengan pilihan kami. Akhirnya aris disekolahkan di SMA N DISIPLIN 1 dan
aku hanya memilih SMA SENYUM dan aku yakin bila bersekoah disitu maka aku akan
lebih baik, awal masuk SMA komunikasi kami berjalan lancar tapi lama kelamaan
kami lost kontak atau hilang komunikasi , beberapa hari yang lalu aku mendengar
kabar bahwa keluarga aris jatuh miskin dan sering terjadi pertengkaran dalam
keluarga mereka,dan 6 bulan kemudian aku mendengar kabar yang mengejutkan,
yaitu aris masuk rumah sakit karena aris telah menjadi pecandu narkoba dan
miras, kutemani dia setelah pulang sekolah dan tepat pada hari jumat aku di
telpon oleh ibunya aris bahwa dia telah meninggal dunia , dengan sekuter matik
aku bergegas ke RS.
aku tanya ke ibunya. “kenapa aris bisa
meninggal bu?
Ibunya menjawab “karena organ dalam dan otak aris
sudah terkontaminasi dengan alkohol dan obat-obatan terlarang”.
“aku
hanya tercengang mendengar itu semua”
***
Tiba
hari pemakaman aris di TPU daerah sragen isak tangis menemani sepanjang prosesi
penguburan sahabatku itu, banyak yang datang melayat mulai dari teman-teman
SMP, SMA dan guru-guru. aku menanyakan kenapa sampai terjadi hal seperti itu
kepada temanya aris di SMA tapi mereka juga tidak mengetahui bagaimana
kronologi sampai terjadi hal seperti ini. Aku berhasil mengorek informasi yang
sesungguhnya dari guru aris yang saat itu menjabat sebagai guru BK dan semua
kejadian demi kejadian telah aku dengar dari beliau. Aku pun tak henti-hentinya
menyalahkan diri kusendiri karena gagal melindungi temanku dari bahayanya
narkoba dan miras. Hari-hariku kini aku lewati dengan kesedihan dan
kebingungan. Pada akhir semester dua aku salah Pergaulan pula, aku mulai
melakukan hal-hal yang tidak baik mulai membolos, merokok dll. Aku sudah tidak
memikirkan bagaimana sekolahku. namun waktu tes semester 2 aku mengerjakan
soalnya tanpa berfikir dan selalu mencontek. Pada akhirnya teryata nilaiku baik
dan aku ditempatka dikelas IPA. Akupun terheran-heran kok bisa aku diterima
dikelas IPA padahal akukan sering bolos dan nakal. Waktu itu aku masih cuek dan
melakukan hal yang gak baik lagi aku juga sering memintai temen-temenku uang
kalau mereka tidak memberi aku beri ancaman. Hari-hariku dikelas XI aku lewati
dengan hal-hal yang tidak baik. Namun diakhir semerter 1 ketua kelasku mulai
bertindak dan menegurku, ketua kelasku itu perempuan. Zahra itulah namanya,
orangnya baik , manis, dan perhatian pada semua temen-temennya tapi dia juga
galak. Waktu itu aku diceramahi hingga beberapa jam. Tapi, satu kata yang
begitu menyengat dihatiku.
Dia
bilang. “Apakah kamu akan terus benggini dan berakhir seperti sahabatmu aris”.
Dalam
hati aku berkata “kok dia tau persahabatan antara aku dan aris”
“Takusah
bingung kenapa aku tau persahabatan kamu dengan aris”. Saut zahra
“Kenapa
kamu ikut campur dalam kehidupanku?” tanya ku
“aku
gak ikut campur dalam kehidupanmu, namun jika ada temenku yang sedang tersesat
dalam jalan yang salah aku gak segan-segan menolongnya, untuk keluar dari
kesesatanya itu, seperti kamu”(sambil melihatku dengan sorotan yang tajam).
Jawabnya padaku
***
Akupun
kini mulai sadar bahwa apa yang kulakukan selama ini sudah salah. Aku menjadi
anak nakal dan melalaikan ibadahku ke pada Allah SWT. Setelah itu kini
omelan-omelan ibu ketua selalu aku dengeri dan yang menurutku baik aku
kerjakan. Kini ibadahku mulai membaik dan ngajipun juga mulai rajin lagi. Kini
aku dan zahra menjadi temen deket. Ketika aku ada masalah aku langsung bertanya
kepadanya(curhat deh istilahnya). Suatu hari Zahra bialang kepadaku dan aku
disarankan sama zahra untuk ikut organisasi ROHIS di SMA ku.
Aku
bertanya pada Zahra. “Apa itu rohis?”.
Zahra
menjawab. “ ROHIS adalah Rohani Islam. Itu adalah saranamu untuk menjadi lebih
baik. Dan disitulah kamu akan belajar menjalani hidup ini, begitu pula disitu
kamu akan dibimbing kejalan yang baik dan mengenalkanmu mengenai agama islam
ini lebih dalam”.
Aku
hanya bisa menjawa. “ow”(dan senyum-senyum sendiri melihat senyum zahra)
Aku pun ikuti saranya, aku ikut ROHIS dan
mengikuti kajian-kajian diSMA yang dilaksanakan ROHIS namun gak hanya rohis sih.
Kini hari-hari ku menjadi lebih baik dan lebih baik serta hidupku diwarnai
dengan keindahan islam. Lagi-lagi aku sadar aku berkata pada diriku”mungkin
dulu waktu Aris tersesat di dunia narkoba dia tak punya temen deket yang mampu
memberi saran seperti zahra. Dan aku kini tahu bahwa semakin kita besar semakin
besar pula cobaan yang datang. Jadi kita perlu memilih pergaulan yang baik dan
memilih teman yang mampu membuat kita menjadi lebih baik tapi jangan
pilih-pilih temen.”.
No comments:
Post a Comment