Thursday, 12 September 2013

Cerpen Cintaku Berujung Perpisahan



CINTAKU BERUJUNG PERPISAHAN

Cinta hanya sebuah kata yang sederhana. Tapi, cinta sudah membuat diriku berubah. Sekarang itulah yang telah aku rasakan. Sebuah cinta. Aku tak tau kenapa karna cinta orang rela mengorbankan segalanya sekalipun nyawa. Aku tak mengerti apakah itu cinta. Aku hanya anak remaja yang sedang merasakan cinta.

Aku mulai merasakan cinta saat aku bertemu dengan Iqbal. Aku kebetulan bertemu dangan nya. Berawal saat dia menjatuhkan bukuku saat aku berjalan ke laboratorium sekolah. Aku suka padanya sejak pandang pertama. Tapi aku tau aku gak layak buat dia. Dia pintar sedangkan aku biasa saja. Namun aku tetap memendam rasa kepadanya.

Aku terus mencoba agar bisa lebih dekat kepadanya. Tapi sayang, Yesi selalu menghalangi aku untuk selalu dekat dengan ilham. Yesi juga suka sama iqbal. Walau begitu aku gak bakal putus asa. Aku akan terus berusaha mendapatkannya. Namun bagai mana caranya jika aku gak berani mengungkapkan semuanya di depan Iqbal.




Hingga suatu hari disaat aku berjalan pulang sambil memegang beberapa buku. Aku mulai berjalan perlahan lahan menuju rumah. Lelah sudah biasa. Tiba tiba Iqbal datang dengan motornya mengajakku pelang bareng. Katanya rumah nya satu arah dengan rumahku. Aku senang bisa duduk di belakang nya sambil perlahan lahan aku mulai memeluknya.

Sejak saat itu aku mulai sering jalan sama dia. Aku gak peduli walau Yesi mengancamku untuk tidak mendekati Iqbal. Yang penting sekarang aku mulai dekat dengan Iqbal. Aku senang walau Iqbal hanya menganggapku teman biasa.
Setiam pulang sekolah aku selalu di temaninya, setiap aku ke labolatorium aku selalu bersamanya. Jika satu hari saja aku tidak bersamanya, apa jadinya aku. Apakah ini yang namanya cinta??

Ingin sekali aku mengatakan semuanya didepan Iqbal. Ingin sekali aku bilang I LOVE YOU. Tapi seperti ada sesuatu yang membuatku tidak bisa mengatakan semua itu.

------Hingga suatu hari------
Tika…….” Panggil papa
“iya pa” jawabku sambil berlari mendekati papa
“papa mau jodohin kamu sama anak teman papa yang nama nya Ari”Kata papa pelan
“papa tapi aku gak cinta sama Ari, aku Cuma cinta sama Iqbal”kataku keras
“Iqbal lagi. Papa gak suka kamu dekat sama Iqbal. Dia gak bisa ngebahagiain kamu”ucap papa marah
“gimana dia gak bisa ngebahagiain aku? Cuma aku deket dia aja aku udah bahagia”Ucapku sambil berdiri di depan papa.
“terserah kamu mau bilang apa” kata papa marah sambil pergi menjauhiku.

Aku terus mencoba melupakan itu semua. Aku gak bakal bisa cinta sama Ari. Aku hanya cinta sama Iqbal. Apapun yan ter jadi aku gak bakal mau ber pisah sama Iqbal.

Di sekolah aku terus memandangi Iqbal. Jika aku sudah di jodohkan dengan Ari mungkin aku gak bakal bisa ngeliat Iqbal lagi. V.V
Tika…….. pulang bareng yuk??”ucap Iqbal tiba tiba
“gak usah kamu pulang sendiri aja”kataku
“yakin……”candz Iqbal
“udah kamu sendiri aja”
Sesungguhnya aku sangat ingin seperti dulu lagi. Duduk dibelakan nya sambil memeluk Iqbal. Tapia pa jadinya jika papaku melihatku bersama Iqbal.

Tiba tiba mobil merah berhenti tepat di sebelahku. Ternyata itu Ari. Aku sangat tidak mengharapkan dia Disini.
Tika……. Pulang bareng yuk”kata Ari
“gak usah”jawabku singkat
Bukanya pergi Ari malah menarik ku masuk kemobilnya. Terpaksa aku pulang bersamanya. Apa hebatnya dia?? Sehingga papa selalu memuji mujinya. Apa karena dia kaya?. Dari dulu aku tidak pernah mengharapkan hartanya. Aku hanya butuh cinta.

Keesokan harinya di sekolah……………
Tika…………..sebenarnya….”ucap Iqbal meragukan
“sebenarnya kenapa???”tanyaku bingung
“Sebenarnya aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacarku?”Kata Iqbal agak ragu ragu
“Aslinya aku juga suka sama kamu, tapi aku gak bisa nerima cinta mu. Papaku pasti akan marah besar kalau aku jadian sama kamu” ucapku memberanikan diri.
“Ooooo ya udah…”
“maaf ya Iqbal”
Iqbal selalu mencoba supaya ku mau nerima dia. Namun aku tetap gak bisa nerima kamu Iqbal. Sorry ya Iqbal, aku belum siap ngasitau kamu kalo aku mau menikah dengan Ari seminggu lagi.

Saat aku di café tiba tiba Iqbal datang. Iqbal langsung memegang tanganku sambil memberikan setangkai bunga mawar dan sebuah cincin.
“Aku gak bisa nerima ini semua Iqbal”ucapku
“kenapa?”Tanya Iqbal bingung
Aku tidak menjawabnya, aku hanya memberikan kertas undangan pernikahanku dengan Ari. sebenarnya aku tidak mengharapkan pernikahan ini. Aku gak pernah cinta sama Ari. Aku hanya pergi menjahui Iqbal. Aku gak bisa membayangkan bagai mana perasaan Iqbal. Yang penting aku tetap sayang kamu kok iqbal.

Maafin aku ya Iqbal, aku udah buat kamu sedih. Walau aku udah ada yang punya aku tetep sayang kamu Iqbal.

Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Ari. Aku sangat tidak bersemangat. Aku gak pernah cinta sama Ari. Walau sekaya apapun dia. Aku tidak senang gaun ini, aku tidak senang mahkota pengantin ini. Aku hanya mau Iqbal disini. Walau untuk terakhir kalinya. Tapi mana mungkin dia mau datang.
Sekarang waktunya pengucapan janji. Tapi mulutku rasanya seperti bisu. Aku gak akan bisa mengucapkan janji cinta kepada Ari. Aku hanya mengharapkan cinta dari Iqbal.
Tiba tiba aku melihat Iqbal di luar hotel tempat acara pernikahanku di langsungkan. Iqbal hanya meneteskan air mata sambil memegang setangkai bunga mawar merah.
Aku gak tahan …….. aku gak sanggup ngelihat Iqbal sedih karena aku. Kamu gak usah nangis Iqbal. aku tetap sayang kanu kok. I LOVE YOU. Ucapku dalam hati.

Tak kuasa…… aku pun berlari menuju Iqbal. namun Iqbal malah berlari menjauhiku.
“Iqbal……. kamu jangan pergi aku gak mau kamu sedih. Aku gak bakal pernah bisa mencintai Ari. Yang ada di hatiku Cuma kamu. I LOVE YOU Iqbal.”

Iqbal pun berhenti dan berbalik menujuku. Ia pun berdiri tepat di depanku.
Tika…….. aku sayang kamu. Aku gak bisa ngeliat kamu bersamanya. Dia gak pantas buat kamu. I LOVE YOU Tika . Semoga kamu bahagia ya bersamanya” ucap Iqbal sambil meneteskan air mata. Iqbalpun mencium keningku lalu berlutut menjulurkan setangkai bunga mawar. Perlahan aku menerima bunga mawar itu. “Aku yakin kamu akan bahagia bersama nya” ucap Iqbal dengan air mata yang terus bercucuran.
“Aku gak akan bisa bahagia bersamanya, aku hanya bisa bahagia jika bersamamu walau hanya sebentar “
“I LOVE YOU”
Tiba tiba Ari menarikku menjah dari Iqbal. Hanya setangkai bunga mawar merah yang bisa ku kenang darinya. “I LOVE YOU Iqbal” aku harap kamu gak akan terus menangis karena ku.


“I Love You TIKA”

No comments:

Post a Comment