Mojogedang adalah sebuah daerah yang terletak di Kabupaten
Karanganyar. Dalam namanya memang cukup aneh, tapi bagaimana asal mulanya itu
yang membuat menarik. Warga di situ aja ungak tau asal asul Kecamatan
Mojogedang. Tapi saya yang bukan warga Mojogedang akan coba membuat Opini
mengenai Kecamatan itu.. . Tapi pasti ada orang yang bertanya mengapa saya
membuat Opini asal usul Kecamatan Mojogedang?.. . saya membuat asal usul itu
dulu karena ada tugas Bahasa Indonesia, suruh buat asal usul suatu daerah di
sekitar kita. Aku yang bingung mau tulis apa jadi bingung.. bingung Total..!! .
tapi pada saat itu aku sedang dekat dengan seoarang gadis yang cantik yang
berasal dari Mojogedang, namanya itu Tika Yuliastuti lope2 sama dia pokoknya..
ya.. udah karena tau dia dari Mojogedang, aku mulai membuat Opini tentang
Mojogedang.. ya.. jadinya seperti ini.. Slamat Membaca ^_^
Mojo Adalah Mojogedang
(Asal Usul Mojogedang)
Alkisah
disuatu masa, hiduplah keluarga miskin di desa Ngadirejo. Demi menafkahi
keluarganya, sang ayah pergi menjadi seorang petani teh di lereng Gunung Lawu.
Tapi sang ayah tak kunjung pulang, ada kabar yang mengatakan sang ayah telah
mati karena jatuh dari lereng Gunung Lawu. Mendengar kabar demikian itu membuat
sang istri menjadi takut dan bingung, dia sedih memikirkan bagaimana nasib
Mojo, putra semata wayangnya di kemudian hari.
Namun,
hidup harus terus move on, show must go on. Ibu Mojo tidak bisa terus sedih
dan berpangku tangan kepada orang lain.
Pada akhirnya, ibu Mojo memilih bekerja keras dengan mencari pasir di pinggiran
sungai, namun kehidupan ibu dan Mojo tak kunjung membaik. Hasil yang di dapat
sang ibu hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kadhang kala
hasilnya juga bisa membelikan buah kesukaan Mojo yaitu buah pisang.
Melihat
ibunya yang banting tulang setiap harinya. Mojo ingin membantu sang ibu dan
membahagiakan sang ibu, serta ia ingin makan buah pisang setiap harinya. Oleh
karena itu Mojo meminta izin ibunya untuk pergi kelereng gunung lawu untuk
bertani buah pisang. Ibu Mojo yang mendengar permintaan anaknya itu, dia
melarang anaknya itu karena pengalaman sang ayah yang jatuh dari lereng Gunug
Lawu. Kekerasan hati Mojo membuat sang ibu luluh dan mengizinkannya pergi ke
sana.
Setelah
ibu Mojo mengizinkan untuk pergi, Mojo segera berangkat kelereng Gunung Lawu
itu dengan menumpang seorang petani pisang tua yang akan pulang ke lereng
Gunung Lawu. Di dalam perjalanan, Mojo banyak belajar dari petani pisang tua
itu dari cara menanam yang baik sampai waktu yang paling pas untuk memanen
pisang. Hal yang diajarkan oleh petani pisang tua itulah yang membuat Mojo
lihai dalam mengolah lahan di lereng Gunung Lawu, sehingga Mojo menjadi peteni
pisang yang sukses disana.
Detik
berganti menit, menit burubah menjadi jam, jam berganti hari, hari menjadi
minggu, minggu berubah bulan, bulan berganti tahun.
Di
desa Ngadirejo itu ibu Mojo menunggu Mojo pulang. Menunggu dengan keinginan
agar anak semata wayangnya yaitu Mojo segera pulang. Setiap malam ibu Mojo
selalu berdo’a agar Mojo segera pulang. Tapi setelah beberapa tahun Mojo belum
juga pulang. Setelah beberapa tahun do’a ibu Mojo membuat Mojo ingat kepada
ibunya dan Mojo ingin segera kembali kekampung halamannya. Sebelum kembali
kekampung halamannya Mojo meminta izin kepada petani pisang tua yang telah
membantunya selama ini, dan petani itu memperbolehkan Mojo untuk pulang.
Ketika
Mojo hendak pulang ke kampung menemui ibunya. Mojo dirampok oleh penjahat merah
seluruh uangnya diambil dan semua pisangnya juga dirampas.
“Hay..!! siapa kamu dan mau
apa kamu membawa barang sebanyak ini?” tanya penjahat merah sambil mengertak
“A..aku Mojo” jawab Mojo
yang ketakutan.
“Mojo ?, mau apa kamu
melewati daerahku ini?” tanya penjahat merah sambil mengarahkan goloknya ke
arah leher Mojo.
“A..aku ingin kembali ke
kampung halamanku dan menemui ibu ku” jawab Mojo dengan suara ketakutan.
Penjahat
merah yang mendengar Mojo ingin kembali ke kamung untuk menemuai ibunya, lalu
penjahat merah sedikit demi sedikit menarik goloknya dari leher Mojo, lalu
mengajaknya duduk.
“Mojo, maafkan aku yang
telah merampok kamu” kata penjahat merah dengan wajah sedih.L
“Knapa kamu minta maaf?”
tanya Mojo dengan penuh tanda tanya di kepalanya ???????
“Sbenarnya Mojoaku tidak
ingin menjadi perampok” jawab penjahat merah sambil mengeluarkan air mataL.
“Laa.. knapa kamu
merampok?” tanya Mojo dengan keheranan.
“Sbenarnya.. aku merampok
itu untuk mencari uang, yang kugunakan utuk mengobati penyakit yang dideriata ibu
ku” jawab penjahat merah dengan ekspresi sediih memikirkan ibunya dirumahL.
“Klau itu sebenarnya, aku
ikhlas memberikan barangku itu, aku mengerti perasaanmu itu” kata Mojo dengan
ekspresi sedih mendengar cerita ituL.
“Trima kasih ya.. Mojo atas
bantuanmu itu, jadi aku tidak punya beban lagi” kata penjahat merah, yang mulai
senang lagiJ.
“Sama-sama, smoga barangku
itu bermanfaat” jawab Mojo sambil mengupas pisang.
Dari
pembicaraan itu Mojo dan penjahat merah bercerita terus tentang hidup mereka sampai
menghabiskan semua pisang yang dibawa oleh Mojo.
“Klihatannya sudah mulai
siang maka aku pun pulang dulu” kata penjahat merah dengan senyum ke MojoJ.
“Memang udah mulai siang”
jawab Mojo sambil memakan pisang terakhir.
“Trimakasih ya.. Mojo atas
bantuamu dan ayo mampir kerumahku” kata penjahat merah sambil berdiri dan
menepuk pundak Mojo.
“Ya.. lain kali aja aku
mampir kerumahmu, dan smoga ibumu cepat sembuh” kata Mojo sambil berdiri.
“Amiiin, trimakasi Mojo
atas do’anya. Maaf ya.. Mojo bila barang kamu kuambil smua” kata penjahat merah
dengan penuh penyesalan.K
“tidak apa-apa yang penting
ibumu cepat sembuh, mungkin ibuku nanti mengerti bila ku ceritakan smua ini”
jawab Mojo dengan penuh kebanggaan.
“Mojo aku berpesan jangan
sekali-kali kamu menyia-nyiakan ibumu dan jangan pernah meniggalkannya. Karena
surga ada dibawah telapak kaki ibu, ingat itu Mojo bila tidak kamu nanti
menyesal” kata penjahat merah sambil meninggalkan Mojo.
“Baiklah, pesanmu itu tidak
akan ku lupakan” jawab Mojo sambil berjalan kearah yang berlawanan dengan
penjahat merah.
Saat
dijalan Mojo berpikir tentang ibunya dan dia merasa bersalah bila tidak bisa
membawakan apa-apa kepada ibunya. Mojo yang memikirkan itu, Mojo merasa
binggung bila tidak membawakan apa-apa ibunya kecewa, klau kembali ketempat
pertaniannya di lerang Gunung Lawu pasti dia dituduh berbohonh oleh petani
disana dan bila dia meminta sebagian barangnya dari penjahat merah maka
penjahat merah akan sedih. Akhirnya Mojo untuk tinggal disebuah desa yang cukup
besar, didesa itu Mojo ingin mengembangkan sebuah usaha dan kembali kepada
ibunya setelah dia sukses, agar ibunya bisa dia bahagiakan.
Didesa
itu Mojo bekerja keras. Dari awal kedatangannya Mojo selalu bekerja keras,
bekerja di pertanian pisang yang pastinya. Hal-hal itu dilakukannya untuk
ibunya. Setelah beberapa bulan didesa itu Mojo berhasil menjadi pengusaha yang
sukses, dia memiliki banyak anak buah dan mempunyai istri yang paling cantik
didesa itu. Tapi sayangnya Mojo sudah melupakan tentang ibunya, dia bilang
kepada istrinya bahwa kedua orang tuanya sudah meningggal.
Suatu
ketika saat Mojo berjualan di tokonya dia bertemu dengan seorang petani pisang
tua.
“Mojo.. Mojo.. apakah kamu itu nak ?” tanya petani
tua kepada Mojo.
“Benar aku Mojo, tapi siapa
ya.. bapak ini?” jawab Mojo dengan keherananK.
“Kamu udah lupa kepadaku
ya.. Mojo?” kata petani tua dengan heran.
“Siapa ya.. perasaan aku
tidak kenal bapak?” tanya Mojo dengan keheranan.
“Akukan petani pisang dari
Gunung Lawu, yang menolong kamu duli!!” jawab petani tua dengan tersenyumJ.
“Oo.. bapak petani itu
ta.., mari pak.., mari pak.. masuk” kata Mojo sambil mengajak petani tua itu
masuk kedalam rumahnya.
“La.. Mojo katanya dulu
kamu mau menemui ibumu, tapi knapa kamu disini?” tanya petani tua itu sambil
duduk dikursi.
“La.. Ibu..” kata mojo
dengan pelan dan ketakutan.
“Maaf pak ibunya suami saya
ini udah meniggal” kata istri Mojo yang menyelah perkataan Mojo.
“La.. siapa wanita ini
Mojo” tanya petani tua kepada Mojo.
“Dia ini istriku pak” jawab
Mojo dengan suara lembut.
“Oo.. istrimu ta.. slamat
ya..” kata petani tua
Mojo,
istri Mojo dan peani tua, mereka bertiga bercerita dengan asyik tentang semua
pengalaman Mojo saat berada dipertanian yang ada di leremg Gunung Lawu dulu.
“Maaf pak saya maupergi
dulu” kata istri Mojo sambil pergi dari situ.
“Ya.. tidak apa” jawab
petani tua dengan suara ramah.
“Mojo masak ibumu sudah
meninggal?”tanya petani tua dengan heranK.
“. .
. .” tidak ada jawaban dari Mojo,
Mojo hanya tertunduk.
“Tapi Mojo, beberapa waktu
yang lalu aku melihat ibumu didesamu” kata petani tua kepada Mojo.
“. .
. .” tidak ada jawaban lagi dari
Mojo.
“La.. kamu blum pergi
menemui ibu ya.. Mojo?” tanya petani tua degan heran kepada Mojo.
Mojo yang geram mendengar pertanyaan petani tua itu,
lalu menyuruh petani tua itu pergi.
“Maaf pak kihatannya sudah
sore, bapak segera pergi ya..” kata mojo dengan suara lembut.
“La.. kamu mengusirku ya
Mojo, berarti tebakanku benar kamu blum menemui ibumu” bentak petani tua kepada
Mojo.
“Tidak.. maaf pak” jawab
Mojo sambil menutup tokonya.
“Ingat Mojo kamu akan menyesal bila
melupakan ibumu dan kamu akan dapat balasannya” teriak petani tua kepada Mojo.
Setelah petani tau itu pergi Mojo mulai
tenang. Dan dia melupakan lagi tentang ibunya. Ke esokan harinya Mojo mulai
melupakan kejadian kemarin dia berjualan sperti biasa. Hari itu muncul hal yang
tak terduga lagi, Mojo dihampiri oleh seorang pria berbaju merah dan membawa 1
gerobak penuh dengan pisang.
“Mojo apa apa yang kamu
lakukan disini?” tanya penjahat merah yang menghampiri Mojo.
“Siapa ya.., knapa bisa
tahu namaku Mojo?” tanya Mojo
“Kamu udah lupa kepadaku
ya..?” jawab penjahat merah.
Mojo yang melihat penampilan orang itu dan dia mencoba
mengingat-ngingat siapa orang itu lewat penampilan yang memakai baju merah.
Lalu Mojo ingat siapa dia.
“Oo.. kamu penjahat merah
yang pernah dulu kubantu itu ta.. ?” tanya Mojo kepada orang itu.
“Betul.. kamu baru ingat
sekarang, Mojo” jawab penjahat merah dengan kecewa.
“Maaf ya.. baru ingat aku,
skarang bagaimana kabar ibumu?” tanya Mojo kepada penjahat merah sambil
mengajaknya duduk.
“Ya.. Alhamdulillah, ibuku
udah sembuh berkat bantuanmu dulu itu” jawab penjahat merah dengan wajah senangJ.
“La.. akukan Cuma bantu
dengan barang-barang” kata Mojo.
“La.. skarang ibumu
bagaimana, kamu udah bertemukan” tanya penjahat merah.
“. .
. .” tidak ada jawaban dari Mojo
karena Mojo sudah melupakannya.
“Ada sesuatu hal yang
terjadi pada ibumu ya.. Mojo?” tanya penjahat merah kepada Mojo.
“. .
. .” Mojo tidak menjawab lagi.
“Knapa tidak dijawab Mojo,
apa kamu blum menemui ibu,mu?” tanya penjahat merah.
“. .
. .” tidak ada jawaban dari Mojo.
“Betul ya.. kamu belu,\m
menemui ibumu?” tanya penjahat merah kepada Mojo lagi.
“. .
. .” lagi-lagi tidak ada jawaban
dari Mojo.
“Ingat Mojo kamu akan
menyesal bila melupakan ibumu” kata penjahat merah kepada mojo.
“Aa.., klihatannya sudah
saatnya tutuo. Maaf kamu jual pisangmu itu ketempat lain ya.. sudah mau tutup
ni..”kata Mojo yang sudah tidak betah mendengar perkataan penjahat merah.
“Kamu akan menyesal Mojo”
kata penjahat merah kepada Mojo, sambil meninggalkan toko Mojo.
Seminggu
setelah kejadian itu, Mojo beserta istri dan anak buahnya diminta untuk membeli
pisang didesa Ngadirejo. Saat dijalan Mojo baru ingat bahwa desa itu adalah
desa tempat lahir dia dan disana ada ibunya. Mojo akan malu bila istri dan anak
buahnya tahu dan ibunya masih hidup dan mengetahui ibunya miskin. Sebab itulah Mojo bila di desa itu nanti bila
bertemu ibunya dia akan berpura-pura tidak mengenalinya.
Sesampainya
didesa Ngadirejo itu Mojo beserta rombongannya langsung melihat kebun pisang
yang akan mereka beli. Ternyata kebun itu berada didekat rumah ibu Mojo. Mojo
yang melihat rumah ibunya mulai was-was,
tapi Mojo terlihat tenang dan tidak panik karena tidak melihat ibunya.
Dari
dalam rumah ibu Mojo yang sudah bertambah tua melihat Mojo diluar dan segera
menghampirinya.
“Mojo, Mojo oh MOJo, akhirnya kamu
pulang nak” kata ibu Mojo sambil memeluk anak semata wayangnya itu.
Mojo yang kaget langsung menendang
ibunya hingga ibunya tersungkur. Sebetulnya, Mojo mengenali ibunya itu. Namun
rasa malu terhadap istri dan anak buahnyamembuatnya enggan mengakui wanita yang
jatuh itu sebagai ibunya.
“Siapa wanita ini Mojo?”
tanya istri Mojo.
“Aku tidak mengenalinya.
Dia hanya wanita hina !!! yang mencari kesempatan” kata Mojo yang marah.
“Tapi Mojo, aku ini ibumu
yang telah melahirkan dan membesar kamu” kata ibu Mojo sambil memeluk kaki
Mojo.
“Kau bilang ibuku, ibuku
itu telah mati dan dia wanita kaya. Tidak seperti kamu yang miskin” kata Mojo
sambil menendang ibunya itu.
“Kamu udah meluipakan ibumu
yang sudah tua ini nak” kata ibu Mojo sambil menangisL.
“Lupa.... aku saja tidak
mengenalimu siapa kamu ini?” kata Mojo.
“Klau itu maumu Mojo, maka kamu
akan ku kutuk menjadi pohon pisang” kata ibu Mojo sambil menunjuk kearah Mojo.
Mendengar perkataan itu Mojo beserta istri Mojo dan
anak buahnya tertawa, dan melempari kulit pisang kearah ibu Mojo.
“Haa-Haa-Ha, ini pisang
kamu yang akan terkubur pisang” kata Mojo kepada ibunya.
“Ya.. Allah sadarkanlah
anakku ini, ya.. Allah, ampunilah dia ya..Allah” do’a ibu Mojo.
Seketika
itu juga langit menjadi gelap, kilat menyambar-nyambar(duuweerrrr), hujan turun
dengan derasnya. Mojo beserta istri dan anak buahnya ketika akan berteduh kaki
mereka sudah menyatu dengan tanah, sedikit demi sedikit Mojo beserta istri dan
anak buahnya berubah menjadi pohon pisang. Setelah hujan berhenti Mojo beserta
istri dan anak buahnya sudah berubah menjadi pohon pisang.
“Ya.. Allah bila itu yang
terbaik buat anak hamba, hamba ini menerimanya” Ucapan ibu Mojo.
Semenjak
kejadian itu ibu Mojo mojo tidak terlihat lagi. Ada yang berkata bahwa ibu Mojo
lenyam ketanah dan ada juga yang berkata bahwa ibu Mojo naik kelangit, tapi
yang pasti ibu Mojo sudah tidak terlihat lagi sejak kejadian itu. Semenjak
berubahnya Mojo menjadi pohon pisang itu, orang-orang menyebut tempat itu
sebagai kecamatan Mojogedang.
No comments:
Post a Comment