Friday, 20 December 2013

Penaklukan Kerajaan "Adidaya" Dunia



Sang Penakluk Kota Impian


“Andai dunia itu dibawah satu kerajaan. Maka ibukotanya yang paling sesuai untuknya adalah Konstantinopel”
            Tampaknya sebagian dari kita akan bingung dengan perumpamaan itu. Mengapa  sebuah kota yang bernama konstatinopel mampu memimpin dunia? Perumpamaan Konstantinopel sebagai sebuah ibukota kerajaan dunia. Namun perumpamaan itu sangat benar, terlebih Konstantinopel merupakan ibukota kerajaan Bizantium (Romawi Timur), kota ini juga terletak didekat selat Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Marmara sehingga kota ini sangat strategis untuk Asia-Eropa. Kota ini juga terkenal atas kekokohan temboknya yang sulit ditembus. Di buku “Sultan Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel” ini akan dikupas tentang penaklukan Muhammad Al-Fatih ke Konstantinopel secara lengkap. Sang penulis sendiri DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi menjelaskan buku ini dengan detail dari pendahulu Muhammad AL-Fatih sampai kematian beliau.
            Sulthan Muhammad Al-Fatih sebagai Sultan Utsmani ketujuh dalam sil-silah keluarga Utsmani sejak kecil sudah ditanamkan sebuah hadits “Sungguh Kostantinopel akan ditaklukan. Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin (yang menaklukan)nya dan sebaik-baiknya tentara adalah tentaranya (HR. Ahmad)”, tak heran bila Sultan percaya bahwa bisa menaklukan Kostantinopel. Dalam upaya menaklukan Konstantinopel Sultan mengerahkan pasukan kurang lebih 250.000 mujahid, jumlah ini sangat besar saat itu. Selain pasukan Sultan juga memperhatikan pengadaan senjata perang dan memperkuat angkatan laut. Konstantinopel yang dikelilingi laut di tiga sisi, yaitu Selat Bosporus, Laut Marmara dan Tanduk Emas yang kesemuanya dilindungi rantai besar. Selain itu, dua garis pagar yang panjang dan kokoh mengelilinginya di daratan dari Pantai Marmara hingga Tanduk Emas. Dengan demikian Kota Konstantinopel dari segi militer dianggap sebagai kota di dunia yang paling baik perlindungannya. Namun  Sultan tak gentar semua itu. Dan akhirnya pertempuran Pasukan Utsman dengan Pasukan Byzantium berlangsung. Pertempuran antara Pasukan Utsmani dengan Pasukan Byzantiun berlangsung panjang dengan sengit. Sultan mengempur Kostantinopel lewat semangat yang berani untuk berjihat diantaranya Sultan mengempur dengan meriam-meriam besar didataran tinggi. Sultan juga mengali terowongan sampai kota Konstantinopel walau rencana itu bisa diketahui, tapi akibat pengalian itu, Penduduk Konstantinopel dilanda rasa takut demikian besar yang tidak bisa digambarkan mereka sampai menyangka bahwa suara langkah kaki mereka ketika sedang berjalan adalah suara halus penggalian terowongan yang dilakukan Pasukan Utsman. Banyak diantara mereka membayangkan bahwa bumi akan terbelah dan dari dalamnya akan keluar tentara Utsmani lalu memenuhinya (hal162). Walau taktik terowongan ini gagal tapi, taktik terowongan ini sudah bisa  membuat penduduk Kostantinopel takut akan serangan pasukan Pasukan Utsmani ke Konstantinopel. Dalam pengepungan itu Sultan Muhammad Al-Fatih melakukan kejeniusan perang yang luar biasa, yaitu memindahkan kapal-kapal dari tempat berlabuhnya di Besiktas ke Tanjung Emas. Cara memindahkannya dengan menaikan kapal melalui jalir darat diantara dua pelabuhan. Sebuah tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh penguasa manapun, kapal-kapal ditarik diatas papan-papan kayu yang telah dilumasi minyak sejauh tiga mil. Dalam waktu satu malam kapal-kapal itu sudah sampai di Tanjung Emas kejadian yang membuat Pasukan Utsmani semakin meraih Konstantinopel. Dan pecahlah perang dahsyat selama 54 hari itu saat Pasukan Utsmani berhasil mengalahkan Pasukan Byzantium, yang ditandai terbunuhnya Byzantium yaitu Constantine.
            DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi sebagai penulis buku Sultan Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel ini menggunakan bahasa yang ringan yang bisa dimengerti oleh orang yang sudah mendalami agama maupun yang belum. DR. Ali Muhammad Ash-Shalab bisa mengambarkan secara jelas dari awal Daulah Utsmaniyah sampai Wasiat Sulthan Muhammad Al-Fatih kepada putranya, selain kepada putranya wasiat itu juga bisa dijadikan suritauladan yang baik untuk menjadi seorang pemimpin. Selain itu gambar-gambar di buku Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel bila lebih menjelaskan tentang Konstantinopel sampai pasukan Utsmani.
            Selesai membaca buku Sultha Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel ini pembaca dapat mengetahui sebuah cerita hebat penaklukan sebuah kota yang ditulis di Al-Qur’an. Dan banyak ilmu yang bisa menjadikan sebuah pemimpin hebat. Tapi sayangnya DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi terlalu banyak menyertakan ayat Al-Qur’an/hadits, sehingga buku ini berkesan membosankan bagi orang yang menekuni agama. Namun buku ini cerita penaklukan Konstantinopel bukan sekedar cerita sejarah, tapi juga memberikan nilai-nilai hebat seorang pemimpin.

2 comments:

  1. Wkwk..
    Kunci dri kemenangan it yg sebenarnya adlh orban yg buat meriam super gede it. Dia insinyur dri eropa juga...coba kalo nggk ada dia.. tmnbah lagi wktu konstantinopel runtuh..konstantinopel sdh bkan negeri adidaya lagi tak lebih hnx kota biasa saja...karena wktu it yg menjadi negeri adidaya adlh eropa barat trutama inggris...it lah mengapa seluruh dunia di jajah eropa barat...
    Byangkan aja kalo nggk ada meriam buatan orban it mna mngkin turki bisa menang..pdahal prbedaannx 200 ribu vs 7 ribu pasukan konstantinopel...it pun butuh 50 hari...
    Lihat perbedaan yg tewas..konstantinopel hnx 4 ribu sdgkn turki sampai tdk bisa di hitung brpa puluh ribu bhkn ratusan ribu yg tewas...
    wkwkwkwk jadi menurut gue pandangan lho it hnx sebatas lebay saja dan tak pernah di akui kebenarannx...bahkan turki pun tak trlalu membanggakan it.karna kenyataannya tdk sperti yg d.byngk dlm crita yg di buat org''...

    ReplyDelete
  2. Gue juga islam tapi
    Bener banget kalo org pake logika
    Tetap semua tauh intinya dalam perang it adlh orban si insinyur dri eropa.

    Tapi aneh knpa hal kekerasan kyak it hrus di kaitkan sma agama.
    bukannya mlah mencoreng agama

    agama it iman dan kasih sayang . Bukan perang yang hanya mengakibatkan kematian kekerasan kehancuran duka cita.

    ReplyDelete