Sang Penakluk Kota
Impian
“Andai dunia itu dibawah satu kerajaan. Maka ibukotanya yang
paling sesuai untuknya adalah Konstantinopel”
Tampaknya
sebagian dari kita akan bingung dengan perumpamaan itu. Mengapa sebuah kota yang bernama konstatinopel mampu
memimpin dunia? Perumpamaan Konstantinopel sebagai sebuah ibukota kerajaan
dunia. Namun perumpamaan itu sangat benar, terlebih Konstantinopel merupakan
ibukota kerajaan Bizantium (Romawi Timur), kota ini juga terletak didekat selat
Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Marmara sehingga kota ini
sangat strategis untuk Asia-Eropa. Kota ini juga terkenal atas kekokohan
temboknya yang sulit ditembus. Di buku “Sultan Muhammad Al-Fatih Penakluk
Konstantinopel” ini akan dikupas tentang penaklukan Muhammad Al-Fatih ke
Konstantinopel secara lengkap. Sang penulis sendiri DR. Ali Muhammad
Ash-Shalabi menjelaskan buku ini dengan detail dari pendahulu Muhammad AL-Fatih
sampai kematian beliau.
Sulthan
Muhammad Al-Fatih sebagai Sultan Utsmani ketujuh dalam sil-silah keluarga
Utsmani sejak kecil sudah ditanamkan sebuah hadits “Sungguh Kostantinopel akan
ditaklukan. Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin (yang menaklukan)nya dan
sebaik-baiknya tentara adalah tentaranya (HR. Ahmad)”, tak heran bila Sultan
percaya bahwa bisa menaklukan Kostantinopel. Dalam upaya menaklukan Konstantinopel
Sultan mengerahkan pasukan kurang lebih 250.000 mujahid, jumlah ini sangat
besar saat itu. Selain pasukan Sultan juga memperhatikan pengadaan senjata
perang dan memperkuat angkatan laut. Konstantinopel yang dikelilingi laut di
tiga sisi, yaitu Selat Bosporus, Laut Marmara dan Tanduk Emas yang kesemuanya
dilindungi rantai besar. Selain itu, dua garis pagar yang panjang dan kokoh
mengelilinginya di daratan dari Pantai Marmara hingga Tanduk Emas. Dengan
demikian Kota Konstantinopel dari segi militer dianggap sebagai kota di dunia
yang paling baik perlindungannya. Namun
Sultan tak gentar semua itu. Dan akhirnya pertempuran Pasukan Utsman
dengan Pasukan Byzantium berlangsung. Pertempuran antara Pasukan Utsmani dengan
Pasukan Byzantiun berlangsung panjang dengan sengit. Sultan mengempur
Kostantinopel lewat semangat yang berani untuk berjihat diantaranya Sultan
mengempur dengan meriam-meriam besar didataran tinggi. Sultan juga mengali
terowongan sampai kota Konstantinopel walau rencana itu bisa diketahui, tapi
akibat pengalian itu, Penduduk Konstantinopel dilanda rasa takut demikian besar
yang tidak bisa digambarkan mereka sampai menyangka bahwa suara langkah kaki
mereka ketika sedang berjalan adalah suara halus penggalian terowongan yang
dilakukan Pasukan Utsman. Banyak diantara mereka membayangkan bahwa bumi akan
terbelah dan dari dalamnya akan keluar tentara Utsmani lalu memenuhinya (hal162). Walau taktik terowongan ini gagal
tapi, taktik terowongan ini sudah bisa
membuat penduduk Kostantinopel takut akan serangan pasukan Pasukan
Utsmani ke Konstantinopel. Dalam pengepungan itu Sultan Muhammad Al-Fatih
melakukan kejeniusan perang yang luar biasa, yaitu memindahkan kapal-kapal dari
tempat berlabuhnya di Besiktas ke Tanjung Emas. Cara memindahkannya dengan
menaikan kapal melalui jalir darat diantara dua pelabuhan. Sebuah tindakan yang
belum pernah dilakukan sebelumnya oleh penguasa manapun, kapal-kapal ditarik
diatas papan-papan kayu yang telah dilumasi minyak sejauh tiga mil. Dalam waktu
satu malam kapal-kapal itu sudah sampai di Tanjung Emas kejadian yang membuat
Pasukan Utsmani semakin meraih Konstantinopel. Dan pecahlah perang dahsyat
selama 54 hari itu saat Pasukan Utsmani berhasil mengalahkan Pasukan Byzantium,
yang ditandai terbunuhnya Byzantium yaitu Constantine.
DR. Ali
Muhammad Ash-Shalabi sebagai penulis buku Sultan Muhammad Al-Fatih Penakluk
Konstantinopel ini menggunakan bahasa yang ringan yang bisa dimengerti oleh
orang yang sudah mendalami agama maupun yang belum. DR. Ali Muhammad Ash-Shalab
bisa mengambarkan secara jelas dari awal Daulah Utsmaniyah sampai Wasiat
Sulthan Muhammad Al-Fatih kepada putranya, selain kepada putranya wasiat itu
juga bisa dijadikan suritauladan yang baik untuk menjadi seorang pemimpin.
Selain itu gambar-gambar di buku Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel bila
lebih menjelaskan tentang Konstantinopel sampai pasukan Utsmani.
Selesai
membaca buku Sultha Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel ini pembaca dapat
mengetahui sebuah cerita hebat penaklukan sebuah kota yang ditulis di
Al-Qur’an. Dan banyak ilmu yang bisa menjadikan sebuah pemimpin hebat. Tapi
sayangnya DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi terlalu banyak menyertakan ayat
Al-Qur’an/hadits, sehingga buku ini berkesan membosankan bagi orang yang
menekuni agama. Namun buku ini cerita penaklukan Konstantinopel bukan sekedar
cerita sejarah, tapi juga memberikan nilai-nilai hebat seorang pemimpin.
Wkwk..
ReplyDeleteKunci dri kemenangan it yg sebenarnya adlh orban yg buat meriam super gede it. Dia insinyur dri eropa juga...coba kalo nggk ada dia.. tmnbah lagi wktu konstantinopel runtuh..konstantinopel sdh bkan negeri adidaya lagi tak lebih hnx kota biasa saja...karena wktu it yg menjadi negeri adidaya adlh eropa barat trutama inggris...it lah mengapa seluruh dunia di jajah eropa barat...
Byangkan aja kalo nggk ada meriam buatan orban it mna mngkin turki bisa menang..pdahal prbedaannx 200 ribu vs 7 ribu pasukan konstantinopel...it pun butuh 50 hari...
Lihat perbedaan yg tewas..konstantinopel hnx 4 ribu sdgkn turki sampai tdk bisa di hitung brpa puluh ribu bhkn ratusan ribu yg tewas...
wkwkwkwk jadi menurut gue pandangan lho it hnx sebatas lebay saja dan tak pernah di akui kebenarannx...bahkan turki pun tak trlalu membanggakan it.karna kenyataannya tdk sperti yg d.byngk dlm crita yg di buat org''...
Gue juga islam tapi
ReplyDeleteBener banget kalo org pake logika
Tetap semua tauh intinya dalam perang it adlh orban si insinyur dri eropa.
Tapi aneh knpa hal kekerasan kyak it hrus di kaitkan sma agama.
bukannya mlah mencoreng agama
agama it iman dan kasih sayang . Bukan perang yang hanya mengakibatkan kematian kekerasan kehancuran duka cita.